Dosen SPs UIN Jakarta: Moderasi Beragama Basis Keharmonisan Beragama dan Berbangsa
Manado, Berita UIN Online— Moderasi beragama menjadi basis perspektif yang harus dimiliki setiap umat beragama dan warga negara Indonesia agar karakteristik utama keindonesiaan tetap terjaga dengan baik, yaitu pluralitas atau keragaman dan religiusitas atau keberagamaan. Kedua karakteristik ini melekat dan menjadi jati diri Indonesia, sehingga dengan demikian tidak perlu adanya asumsi untuk membangun unifikasi termasuk dalam beragama dan/atau menghilangkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Demikian yang disampaikan oleh salah satu dosen Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suwendi, M.Ag, saat memperesentasikan makalahnya pada kuliah umum Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) IAIN Manado. Kuliah umum bertajuk Mahasiswa sebagai Agen Moderasi Beragama yang diselenggarakan Jumat (20/92024) ini dihadiri oleh pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado.
Pengajar kelahiran Indramayu sekaligus penulis buku “Moderasi Beragama dan Layanan Keagamaan” itu menuturkan jika moderasi beragama merupakan kebutuhan seluruh umat beragama, apapun agamanya, dan sekaligus warga negara Indonesia dari Sabang hingga Merauke. “Sebab, moderasi beragama menjadi pondasi dalam membangun keharmonisan kehidupan beragama dan berbangsa dalam konteks Indonesia yang berkarakter plural itu,” ungkap Suwendi.
Untuk itu, sebutnya, moderasi beragama harus diposisikan sebagai perjuangan bersama. “Meskipun kementerian/lembaga tidak melakukan kebijakan penguatan moderasi beragama, misalnya, selaku sivitas akademika kampus patut untuk tetap menjadikan isu moderasi beragama ini menjadi bahan kajian akademik, riset, dan upaya dampingan kepada masyarakat secara nyata sebagai bagian dari implementasi tridarma pendidikannya,” tegasnya.
Anggota tim penulis Pidato Menteri Agama periode 2017-2023 ini menambahkan, penguatan moderasi beragama dalam konteks dunia kampus juga perlu terus dilakukan dengan mendorong untuk penguasaan para mahasiswa dan dosen terhadap literatur dan sumber-sumber kajian yang otoritatif. Penguatan juga dilakukan dengan memproduksi literasi moderasi beragama baik melalui buku maupun artikel yang terpublikasi melalui jurnal ilmiah, termasuk media digital.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado, Dr. Ishak W. Talibo, M.Pd.I, menyatakan bahwa diskusi tentang moderasi beragama menjadi sangat penting bagi IAIN Manado. “Ini kesempatan yang luar biasa untuk mendalami moderasi beragama. Terlebih, IAIN Manado yang menekadkan diri sebagai kampus yang mengusung multikulturalisme. Bahkan, secara faktual memang kehidupan sosial dan keagamaan di lingkungan Manado itu sangat erat dengan keragaman ini. Untuk itu, penguatan pemahaman tentang moderasi beragama harus terus kita pupuk bersama”, ungkap sang Wakil Dekan. (Kontributor/ZM)