Ditjen Bimas Buddha-UIN Jakarta Inisiasi Kerjasama
Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha atau Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI dan UIN Jakarta bersiap merealisasikan kerjasama pengembangan mutu pendidikan di lembaga pendidikan tinggi Buddha Indonesia. UIN Jakarta sendiri berkomitmen merealisasikan kerjasama yang lebih kuat dan nyata.
Inisiasi kerjasama muncul dalam kunjungan silaturahmi Dirjen Bimas Buddha Kemenag Buddha Supriyadi M.Pd bersama Ketua STABN Sriwijaya Tangerang, Dr. Sapardi M.Hum ke Rektor UIN Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar MA Ph.D, di kantor Rektor, Gedung Rektorat, Kamis (06/04/2023).
Dalam paparannnya, Dirjen Supriyadi menyampaikan tujuan kunjungannya dalam mengkomunikasikan terbangunnya MoU antara UIN Jakarta dan Diten Bimas Buddha terkait pengembangan kualitas pendidikan di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Buddha. Rencananya, realiasi kerjasama ini akan ditindaklanjuti melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh STABN Sriwijaya Tangerang.
Supriyadi mengungkapkan, Ditjen Bimas Buddha sejauh ini telah menjalin kerjasama dengan sejumlah dosen UIN Jakarta. Realisasi kerjasama salah satunya berupa sumbangan tenaga dan pemikiran dalam penyusunan Grand Design Pendidikan Tinggi Keagamaan Buddha. Namun seluruhnya masih bersifat informal.
Atas dasar itu, Dirjen Supriyadi melihat perlunya kerjasama diperluas dalam bentuk kerjasama antara dua lembaga. “Kami memohon dan mengharapkan, perjanjian kerja sama nanti adalah dalam bentuk dukungan pemenuhan sumber daya manusia (SDM) dosen dan adanya pendampingan dalam proses transpormasi perubahan bentuk menjadi Institut, mengingat STABN Sriwijaya masih kekurangan dosen yang memenuhi persyaratan untuk perubahan bentuk,” kata Dirjen.
Rektor Asep sendiri menyambut baik inisiatif kerjasama tersebut dan melihat perlunya tindak lanjut kerjasama lebih nyata dan kuat. “Meskipun secara generik dosen UIN telah membantu Ditjen Bimas Buddha secara informal selama ini, namun kedepan perlu ditindaklanjuti dengan kerja sama yang nyata dan kuat,” sebut Rektor.
Rektor menuturkan adanya kerumitan dalam pengelolaan sebuah perguruan tinggi keagamaan, khususnya terkait pembangunan kualitas penjaminan mutunya. Sementara saat ini yang terbangun itu baru budaya mutu tridharma perguruan tinggi keagamaan yang berkarakter ke-Indonesiaan. "Sehingga yang perlu di bangun adalah kerjasama budaya penjaminan mutu,” jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, para pihak juga membahas perlunya pembentukan wadah Koordinasi antar Perguruan Tinggi Keagamaan di lingkungan Kementerian Agama dan pembentukan LAM Keagamaan sebagai Lembaga Akreditasi Mandiri Keagamaan. Hadir mendampingi Kasubdit Pendidikan Tinggi Ditjen Bimas Buddha Sayit dan unsur pimpinan Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya Tangerang Banten. (Kemenag/zm)