Diskusi Dosen FITK Bahas Integrasi Sains dan Islam pada Mata Pelajaran PAI

Diskusi Dosen FITK Bahas Integrasi Sains dan Islam pada Mata Pelajaran PAI

Gedung FITK, BERITA UIN Online— Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar diskusi dosen FITK tentang integrasi sains dan Islam pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Diskusi bertajuk ‘Strategi Integrasi Sains pada Pembelajaran Agama Islam di Sekolah dalam Melahirkan Kembali Generasi Islam Cinta Ilmu Pengetahuan’ digelar daring, Rabu (12/7/2023).

Diskusi dosen sendiri menghadirkan pembicara kunci Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, Dr Iin Kandedes, dan Ir. Agus Djamil M.Sc.. Diskusi dibuka Wakil Dekan Bidang Akademik FITK Yanti Herlanti M.Pd mewakili dekan.

Dalam sambutannya, Wadek Yanti menilai  keunikan dari perguruan tinggi keagamaan Islam adalah mampu melakukan integrasi antara keilmuan dan Keislaman. Ia menambahkan, kegiatan diskusi diharap menjadi penguat integrasi keilmuan dan Keislaman

“Mudah-mudahan kita semua mendapatkan inspirasi yang bisa diterapkan nanti dalam perkuliahan. Topik yang dibicarakan nanti juga bagi baik dan menarik bagi prodi agama maupun umum,” ujarnya.

Profesor Abdul Mu’ti secara khusus membahas Pendidikan Agama Islam dan Ilmu Pengetahuan: Integrasi dan Dialog. Ia membeberkan bahwa banyak pihak yang menilai Pendidikan Agama Islam (PAI) belum sejalan dengan sains. Hal demikian, lanjutnya, didasari kecenderungan dikotomi agama dan pengetahuan dan penilaian bahwa Islam tidak sejalan dengan sains.

“Pemahaman yang bersifat uluhiyah menyembah hanya Allah swt. dan tidak menyebutkan dengan yang lainnya, tapi dimensi nilai yang ada dalam Taufiq itu jarang mendapatkan penekanan sehingga orang cenderung melihat agama dan persoalan itu dari sudut yang bersifat normatif saja,” jelasnya.

Narasumber kedua, Dr. Iin Kandedes, M.A., membahas Strategi Integrasi Islam pada Pembelajaran Agama Islam di Sekolah dalam Melahirkan Kembali Generasi Islam Cinta Ilmu Pengetahuan menyinggung bahwa Islam dan sains tidak dipisahkan dalam penerapannya.

“Jadi ketika kita berbicara tentang sains, maka sesungguhnya semuanya itu bersumber dari Al-Quran dan Hadis sebagai pedoman hidup dari umat Islam. Jika dikatakan bahwa bagaimana Islam itu memandang sains adalah adanya tujuan dan kebenaran serta pengakuan sumber ilmu,” paparnya.

Pembahas selanjutnya, Ir. Agus S. Djamil, M.Sc. menyebutkan bahwa Al-Quran bukan ensiklopedia sains, tetapi sebagai  petunjuk bagi manusia atau hudan li al-nas. Ayat kauniyah bercerita apa yang ada di alam semesta dan seluruh isinya sebagai social science sebagai fenomena—mencakupi alam, langit, dan bintang.

“Tafsir ayat kauniyah memerlukan ilmu tentang kealaman yang integratif. Perpaduan syariat Islam dengan sains, teknologi, teknik, dan matematika. Keduanya (kauniyah dan qauliyah) saling menjelaskan antara petunjuk dan kebenaran yang diwahyukan,” sambungnya. (Fayza Rasya/ZM)