Dirjen PHU Kemenag RI Dorong Keterlibatan UIN Jakarta dalam Ekosistem Layanan Haji Indonesia

Dirjen PHU Kemenag RI Dorong Keterlibatan UIN Jakarta dalam Ekosistem Layanan Haji Indonesia

Auditorium UtamaBERITA UIN Online— Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Kemenag RI, Prof. Hilman Latief MA Ph.D mengungkapkan perlunya partisipasi aktif banyak pihak dalam ekosistem pelayanan haji Indonesia, terutama perguruan tinggi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinilai bisa berperan penting dalam partisipasi ekosistem pelayanan haji dalam berbagai aspeknya.

Demikian disampaikan Dirjen PHU Hilman saat memberikan Kuliah Umum ‘Ekosistem Pelayanan Haji di Indonesia’ di Auditorium Utama Harun Nasution, Senin (9/10/2023). Kuliah umum disampaikan Dirjen Hilman dalam kunjungannya ke UIN Jakarta untuk penandatanganan kerjasama antara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Kemenag RI.

Dalam kuliahnya, Dirjen Hilman menekankan pentingnya partisipasi aktif banyak pihak di tanah air ditujukan agar dampak kegiatan haji turut berpengaruh positif pada seluruh lapisan sosial di tanah air sendiri. “Inilah saya kira, ketika kita berbicara haji ke depan, kita proyeksikan dalam 5-10 tahun ke depan ada dampaknya ke petani Kita, nelayan kita,” ucap Dirjen Hilman mencontohkan tujuan partisipasi aktif sendiri.

Menurut Dirjen Hilman, Indonesia merupakan negara dengan jumlah jamaah haji dan umrah terbesar dibanding berbagai negara mayoritas Muslim di dunia. Ini bisa dilihat dari jumlah kuota normal jamaah haji yang diberikan Pemerintah Arab Saudi untuk Muslim Indonesia sebanyak 221 ribu jiwa dengan total penunggu antrian haji 5.3 juta orang.

Dengan kondisi demikian terlihat kebutuhan logistik dari penyelenggaraan ibadah haji sedunia dengan sebagian besar diantaranya berasal dari Indonesia. Sementara saat ini, sebagian besar kebutuhan logistik para jamaah haji selama ini baru disuplai dari beberapa negara saja, sedang Indonesia sendiri belum memanfaatkan pemenuhan kebutuhan tersebut.

Beras misalnya dipasok Thailand dan Malaysia, bumbu masakan dari Thailanda dan India, kambing dari Afrika, buah-buahan dari Amerika Latin, daging ayam dari Brazil. Begitu juga daging sapi dari Australia dan Eropa, ikan patin dari Vietnam, dan bawang dari Tiongkok.

Untuk itu, Dirjen Hilman menilai perlunya banyak pihak untuk lebih terbuka dan aktif dalam ekosistem pelayanan haji. Terlebih sebagian besar jamaah haji merupakan jamaah asal Indonesia.

Keterlibatan para pihak dalam ekosistem haji juga diperlukan mengingat banyaknya aspek terkait dalam layanan ibadah haji. Salahsatunya adalah transformasi digital yang diterapkan pemerintahan Arab Saudi dalam pelayanan jamaah haji. Aspek-aspek lainnya seperti layanan kesehatan dan ijtihad-ijtihad baru terkait pelaksanaan ibadah haji para para jamaah.

 

Ditjen PHU Kemenag-UIN Jakarta Teken Kerjasama

Dalam kesempatan yang sama, Direktorat Jenderal PHU Kemenag RI dan UIN Jakarta menyepakati kerjasama terkait pelaksanaan layanan haji di tanah air. Penandatanganan kerjasama dilakukan langsung Dirjen PHU Hilman Latief dan Rektor UIN Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar MA Ph.D di Auditorium Harun Nasution, Senin (9/10/2023). Penandatanganan disaksikan langsung para wakil rektor, kepala biro, dekan, dan pejabat lain di lingkungan UIN Jakarta.

“Saya perlu menyampaikan kegembiraan saya atas proses kerjasama yang akan kita lakukan bersama UIN Jakarta. Saya yakin ini akan memberikan dampak bagi kami sebagai penyelenggara haji dan umroh di Indonesia,” ujarnya.

Ditjen PHU sebagai operator pelaksanaan layanan haji di tanah air, sebutnya, sangat membutuhkan dukungan sivitas akademika guna terus meningkatkan kualitas layanan haji Indonesia. Pengelolaan haji, sambungnya, memiliki banyak aspek yang cukup menantang.

Selain transformasi digital pelayanan pelaksanaan ibadah haji dan perubahan kebijakan haji yang cukup dinamis oleh Pemerintah Saudi Arabia, layanan haji Indonesia juga sangat menantang mengingat daftar antri haji yang cukup panjang. Antrian yang panjang ini memungkinkan jamaah haji asal Indonesia sebagian besar merupakan jemaah haji lanjut usia.

“Inilah yang jadi tantangan kita ke depan dan butuh pendekatan sivitas akademik. Para akademiisi perguruan tinggi perlu juga untuk dapat mendukung Kemenag dalam kajian-kajian perhajian,” paparnya.

UIN Jakarta sendiri, Dirjen Hilman menilai memiliki modal cukup untuk berperan serta dalam ekosistem pelayanan haji. Berbagai fakultas agama Islam untuk penyusunan fiqih taysir haji, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam tata kelola ekonomi haji, termasuk Fakultas Kedokteran dan rumah sakit untuk kegiatan eksaminasi kesehatan jamaah.

Partisipasi juga bisa diikuti para dosen dan mahasiswa untuk mengikuti program pemagangan layanan haji baik di tanah air maupun di Saudi Arabi. “Jadi banyak ruang yang bisa kita sinergikan betul, penataan administrasi, digitalisasi dan sebagainya,” katanya.

“Saya berharap betul UIN Jakarta selain ke depan bisa melakukan program sertifikasi pembimbing haji, juga bisa melakukan model eksaminasi kesehatan jamaah haji dari Fakultas Kedokterannya,” imbuhnya.

Menanggapi itu, Rektor Asep Jahar menyambut positif dan berharap kerjasama yang disepakati bisa terus meningkatkan partisipasi UIN Jakarta dalam layanan haji Indonesia. Menurutnya, UIN Jakarta siap mendukung peningkatan layanan haji baik di tahap persiapan, pelaksanaan, maupun paca pelaksanaan. “UIN Jakarta sudah harus mem-back up,” katanya.

Selain penguatan kapasitas para pembimbing melalui program sertifikasi, UIN Jakarta juga siap mendukung layanan kesehatan para jamaah haji melalui optimalisasi peran Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, maupun Rumah Sakit Haji dan lainnya. “Inilah tugas kita, sivitas akademika, dalam memberikan antisipasi berbagai dampak sehingga pengelolaan haji jadi tanggungjwab bersama,” ujarnya lagi. (Indra M/Hermanuddin/Ali Nasrun/FNH)