Didi Riyadi: Ironi Era Digital, Teknologi Maju, Sumber Daya Manusia Mundur
Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online - Public Figure sekaligus politicion, Didi Riyadi, menyoroti fenomena krusial era digital yang berkembang pesat namun juga membawa dampak negatif terhadap perilaku manusia. Hal ini disamaikan dalam pemaparannya pada Creatalk CBX 2024 yang digelar oleh DNK TV Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Jakarta bertema "From Clicks to Crimes: Unmasking the Social Media-Cybercrime" Selasa (15/10/2024) di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta.
Pada kesempatan ini, Didi menyoroti bahwa meskipun platform digital diciptakan untuk mempermudah komunikasi dan pekerjaan, ironisnya perilaku manusia di dunia maya seringkali justru mundur, terutama dalam hal etika dan adab sehingga terjadinya kemunduran sumber daya manusia. Menurutnya, perkembangan teknologi yang begitu pesat, khususnya di platform digital, tidak serta-merta membawa dampak positif.
“Engagement dan like di media sosial justru lebih tinggi pada konten yang negatif dan kurang sopan, seperti yang mengumbar aurat. Ini menandakan bahwa ketertarikan pengguna sosial media cenderung tidak ke arah hal-hal positif saja,” ungkap Didi. Ia juga menyayangkan bahwa fenomena ini terjadi karena konten dengan engagement tinggi dapat menghasilkan uang, sehingga banyak orang melihat media sosial bukan lagi sebagai sarana komunikasi yang sehat, melainkan sebagai sumber penghasilan melalui konten yang tak beradab.
Didi menyoroti perjalanan panjang digitalisasi, mulai dari era 1.0 hingga kini menuju era 5.0. Menurutnya, di masa depan, era 5.0 yang akan datang diharapkan mampu menjadi imagination society, di mana manusia mampu memadukan kekuatan digital dan daya pikir kreatif untuk menciptakan solusi atas berbagai masalah global. "5.0 ini adalah jalan tengah untuk pemecahan masalah dan membawa dunia menuju pembangunan yang berkelanjutan," tambahnya.
Didi juga mengajak generasi muda untuk tidak malas berpikir dan terus berkreasi di tengah gempuran teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Menurutnya, era ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi manusia untuk menurunkan kualitas sumber daya manusia. “Kita harus membuat karya tulis yang murni hasil pemikiran sendiri meskipun sekarang AI sedang berkembang pesat,” tegasnya.
Selain itu, Didi menyoroti perubahan perilaku komunikasi, mulai dari surat-menyurat hingga ke teknologi modern seperti telepon dan Zoom. Namun, ia mengingatkan bahwa di balik kemajuan ini, ancaman cyber crime terus meningkat. Seperti beberapa bulan terakhir, sejak Januari hingga Maret 2024, serangan cyber crime yang terus meningkat.
"PR kita, bagaimana kita bisa menyikapi kejahatan siber di media sosial, seperti hoaks, pencemaran nama baik, judi online, hingga prostitusi online, padahal mirisnya banyak mahasiswa yang menggunakan situs-situs ini," ujarnya, mengkritik kemunduran kualitas sumber daya manusia.
Didi juga mengkhawatirkan maraknya kasus cyber bullying yang akhir-akhir ini menjadi salah satu masalah kejahatan digital yang mebawa dampak serius, bahkan hingga berujung pada kematian atau bunuh diri. Ia menyampaikan kekhawatirannya terhadap generasi muda saat ini yang mentalnya belum cukup kuat menghadapi kerasnya dunia digital. Didi mengajak anak muda untuk berpikir lebih rasional dan logis dalam menghadapi tantangan era digital. “Saya khawatir dengan generasi kalian, karena mentalnya tidak cukup kuat menghadapi dunia hari ini,” ungkap Didi.
Melalui pernyataannya, Didi Riyadi berharap generasi muda bisa lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan media sosial. "Era digital adalah kesempatan, tapi juga bisa menjadi ancaman jika tidak digunakan dengan adab dan akhlak yang baik," pungkasnya.
(Shely Nurloka/Fauziah M./Syarifah Nur K./Foto: Melva Evangelyn)