Dharma Wanita UIN Jakarta: Kokohkan Peran Perempuan dalam Keluarga dan Organisasi
Ruang Diorama, Berita UIN Online — Dharma Wanita Persatuan (DWP) UIN Jakarta mengadakan seminar bertema "Perempuan Berkualitas dalam Keluarga dan Organisasi", yang dihadiri oleh istri pejabat Kementerian Agama (Kemenag)—Eni Yaqut, DWP UIN Jakarta, istri pejabat kampus, pegawai wanita hingga perwakilan dosen. Acara yang bertujuan untuk memperkuat peran perempuan ini berlangsung di Ruang Diorama pada Senin (29/7/2024).
Acara dibuka dengan penampilan tarian Ondel-Ondel diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Dharma Wanita. Pembacaan ayat suci Al-Qur'an menambah kesakralan acara, sebelum dilanjutkan dengan laporan oleh Ketua DWP UIN Jakarta, Tati Nur Qomariyati, SE.
Dalam laporannya, Tati menguraikan berbagai kegiatan yang telah dilakukan DWP, termasuk rapat kerja, usaha kantin, seminar kesehatan mental, dan kunjungan ke panti asuhan. Namun, ia juga menyebutkan tantangan dalam mencari anggota yang aktif dan partisipatif, yang kerap menjadi kendala dalam menjalankan program-program DWP.
“Kendala, merasa sulit mencari ibu-ibu atau anggota yang aktif dan pasif,” tuturnya.
Ketua DWP Kemenag, Hilda Ainissyifa Ramdhani, dalam sambutannya menekankan bahwa DWP adalah organisasi besar yang terdiri dari istri ASN (Aparatur Sipil Negara). Organisasi ini memiliki peluang besar untuk berkontribusi lebih luas, merujuk pada UU No. 13 Tahun 2017 tentang Tugas dan Fungsi (Tupoksi) DWP.
“Kita Memiliki peran yang lebih aktif, dan menjadi agen tabayun, harus paham visi dan misi kementerian agama”
Eni Yaqut, pembicara utama dalam seminar ini, menyampaikan materi mengenai pentingnya perempuan berkualitas dalam keluarga dan organisasi. Eni menyoroti berbagai aspek yang membentuk perempuan berkualitas, seperti percaya diri, menghargai diri sendiri, mandiri, empati, kedewasaan emosional dan intelektual, serta kemampuan merencanakan dan mencapai tujuan.
“Keterlibatan kita sangat diperlukan. Acara hari ini kita niatkan sebagai brainstorming," katanya.
Menurut Eni, tantangan dalam menggerakkan perempuan untuk berperan aktif di organisasi ini termasuk rasa takut, ketidakpedulian, dan keraguan diri. Solusi untuk tantangan ini adalah membangun sense of urgency, memberi harapan untuk masa depan, menyampaikan kisah inspiratif, dan meningkatkan solidaritas antar anggota
"Nilai seorang pemimpin ditentukan oleh kemampuan memperoleh hasil dari orang-orang di bawah pengawasannya dan pengaruhnya terhadap mereka,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, memungkinkan peserta berdiskusi langsung dengan narasumber dan mendapatkan jawaban atas berbagai pertanyaan terkait tema seminar. Setelah itu, diadakan pemberian cinderamata dan sesi foto bersama sebagai penutup acara.
(Ken Devina/Foto: Fadli Rafi Mahathir)