Dema FSH Gelar Seminar Kemandirian Ekonomi Mahasiswa
Aula Madya, BERITA UIN Online – Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Jakarta bekerja sama dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah se-Indonesia (Demfasna), dan Persatuan Perbandingan Mazhab dan Hukum se-Indonesia (PPMHSI) menggelar Seminar Internasional bertajuk “Bisnis Network Penguat Jaringan Pemuda di Era Global dan Dunia Internasional” dan peluncuran buku karya Ilyas Indra berjudul Bisnis Multilevel Marketing Penggerak Enterpreneur Muda di Aula Madya Kampus 1 UIN Jakarta, Rabu (19/10/2022).
Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FSH, Syahrul Adam, dan dihadiri oleh sekira 100 peserta. Dalam sambutannya, dia mengatakan, kepandaian membaca perkembangan zaman akan membuat mahasiswa lebih berkembang di masa depan.
Syahrul juga menambahkan, salah satu peluang yang bisa mendorong mahasiswa keluar dari zona nyaman adalah melalui bisnis. Karena itu ia berharap melalui kegiatan seminar mahasiswa dapat membidik enterprenuer di samping mencari jaringan internasional.
“Saya yakin bisnis dengan jaringan mancanegara akan lebih besar perkembangannya. Dari acara ini semoga mahasiswa bisa lebih mandiri setelah menjadi sarjana,” ujarnya.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) Ilyas Indra menilai, aktivis sangat berpeluang menjadi pebisnis. Salah satunya di bidang multilevel marketing. Melalui bisnis, mahasiswa-pemuda bukan hanya menjadi agen melainkan juga investor of change.
“Kalau ingin sukses, mahasiswa dan pemuda saat ini harus jadi mandiri secara ekonomi dengan cara menjadi enterprenuer. Dengan kemandirian, kalian bisa memiliki value. Bisnis jadi cara cepat untuk menggerakkan investor of change,” sebut alumnus FSH UIN Jakarta yang lulus tahun 2003 itu.
Lebih lanjut Ilyas memaparkan, Indonesia menghadapi generasi “z” dan generasi milenial. Namun, generasi tersebut cukup menyedihkan karena mentalnya rendah, daya juangnya tidak kuat, dan persentase kerja kerasnya melemah. Karena itu, penting bagi dua generasi tersebut untuk hidup mandiri secara ekonomi agar bisa menyelesaikan persoalan bangsa dan negara.
Penggagas gerakan Investor of Change Pemuda Indonesia itu menilai, menjadi aktivis harus memiliki kemampuan public speaking, kemampuan lobi, jaringan, dan memiliki kepemimpinan yang bagus. Jadi, sangat disayangkan jika aktivis tidak mengambil jalur wirausaha tersebut.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penjualan Langsung Indonesia (AP2LI) Andrew Susanto. Menurut dia, mahasiswa harus memiliki cara pandang yang sama untuk membangun bangsa dengan membangkitkan ekonomi.
“Di dalam prinsip enterpenuer, salah satunya memiliki sifat mau berbagi dan kesadaran memberdayakan orang sekitar. Bagaimana kita menanam skill dan karakter yang terus berkontribusi dalam kreativitas inovasi sehingga akan survive dalam kehidupan,” tutupnya. (ns/falah aliya)