Dekan FK UIN Jakarta Ingatkan Pandemi Covid 19 Masalah Bersama

Dekan FK UIN Jakarta Ingatkan Pandemi Covid 19 Masalah Bersama

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UIN Jakarta, dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD, mengingatkan bahwa Pandemi Covid 19 merupakan masalah semua pihak. Karenanya, setiap warga diharapkan betul-betul menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi.

Demikian disampaikan Hari dalam webinar STF UIN Jakarta yang bertajuk 'Omicron dan Vaksinasi', Selasa (15/2/2022). "(Kondisi, red.) ini membutuhkan kerja sama semua. Bahwa pandemi bukan hanya masalah dokter, perawat, dan negara, tapi juga seluruh rakyat Indonesia," tandasnya.

Ketua Gugus Covid 19 UIN Jakarta ini menjelaskan, obat khusus virus Covid sejak virus Covid 19 menyebar ke seluruh dunia hingga menciptakan status pandemi belum juga ditemukan. Para ilmuwan kedokteran dan farmasi masih terus berjuang mencari obat efektif melawan virus ini.

Meski demikian, sambungnya, penyebaran virus ini bisa ditekan dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan mengikuti program vaksinasi. "Belum ada obatnya. Tapi pencegahan bisa dilakukan dalam bentuk protokol kesehatan dan vaksinasi," tandasnya.

Hari menjelaskan, sejak ditemukan kali pertama, Covid menunjukan perkembangan sejumlah varian virusnya. Setelah varian Delta, ilmuwan menemukan varian baru bernama Omicron dengan inkubasi penularan 1.5 hari atau lebih cepat dibanding inkubasi varian Delta 1.9 hari.

Varian Omicron yang baru ditemukan pada November 2021 terus bermunculan di berbagai negara, termasuk Indonesia. "Delta masih ada, tapi Omicron sudah hadir, mengacaukan situasi kesehatan negara-negara," katanya.

Kendati resiko virus Omicron dinilai lebih ringan dibanding varian Delta, namun Hari mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai virus ini. Sebab virus penyakit tetap akan menimbulkan resiko kesehatan pada setiap orang.

Mengingat resiko kesehatan dan kecepatan penularannya, Hari meminta setiap orang untuk betul-betul menjaga protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi. Vaksin sendiri dibuat dengan tetap mengikuti riset ketat oleh lembaga riset berpengalaman dengan perhatian penuh negara-negara sehingga tetap aman bagi warga yang divaksin.

Vaksin untuk Anti-Bodi

Lebih lanjut, Hari menjelaskan, produk vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi dikembangkan untuk membentuk antibodi dan meningkatkan daya tahan tubuh seseorang dalam menghadapi kemungkinan paparan virus. Karena itu, setiap warga masyarakat yang memenuhi persyaratan kesehatan didorong mengikuti vaksinasi.

"Jadi tujuan vaksin itu adalah agar tubuh membentuk antibodi dan meningkatkkan daya tahan tubuh sehingga kalau ada serangan virus memiliki kekebalan," paparnya.

Berbagai produk vaksin sendiri dibuat dengan tetap mengikuti riset ketat. Ini dilakuan dengan memperhatikan rekomendasi otoritas kesehatan dunia WHO sehingga aman digunakan.

Untuk efektivitasnya, sambung Hari, vaksin secara medis berbanding lurus dengan pencegahan rawat inap pasien. Ini dibuktikan dengan sebuah riset yang menemukan hanya lima dari 100 orang divaksin yang harus dirawat inap dibanding 100 orang yang harus jalani rawat inap karena sebelumnya tidak divaksin.(zm)