Dekan Fakultas Ushuluddin Lantik Ikatan Alumni, Pengurus Rancang Program Kerja

Dekan Fakultas Ushuluddin Lantik Ikatan Alumni, Pengurus Rancang Program Kerja

Gedung FU, BERITA UIN Online– Pengurus Ikatan Alumni Fakultas Ushuluddin (IKALFU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masa bakti 2023-2027 secara resmi dilantik oleh Dekan Fakultas Ushuluddin Prof. Drs. Ismatu Ropi, MA, Ph.D. dan didampingi Dr. Eva Nugraha, M.Ag. (Wadek Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama). Pelantikan dilaksanakan di Meeting Room Lantai 4 Fakultas Ushuluddin, Rabu (06/09/2023).

Diketahui, pimpinan Fakultas Ushuluddin kembali memperpanjang Dr. Neng Dara Affiah, M.Si. sebagai Ketua IKALFU masa bakti 2023-2027. Pada periode sebelumnya, Neng Dara ditunjuk sebagai Ketua IKALFU masa bakti 2021-2023. Dalam kepengurusannya, penulis buku “Islam, Kepemimpinan Perempuan dan Seksualitas” dan “Potret Perempuan Muslim Progresif Indonesia” ini didampingi dua wakil ketua yaitu Dra. Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc.,MA (Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur'an Wal Hadits Jatiwaringin Kota Bekasi). dan Dr. Edwin Syarip, M.Ag. (dosen Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta).

Dalam sambutan pelantikan tersebut, Dekan Ismatu Ropi berharap IKALFU bisa bersinergi dalam mendorong pengembangan fakultas Ushuluddin sebagai fakultas agama yang mampu menghadapi persaingan dengan fakultas umum.

“Fakultas kita ini telah menghadapi tantangan ke depan terhadap pengembangan fakultas agama dalam kancah di mana pergumulan UIN-nya sebagai organisasi besar berkembang dan bisa memainkan perannya. Nah, fakultas Ushuluddin di mana ada identitas yang kita bangun. Semua berkembang dan semua berubah, yang akhirnya kita mendapati suasana yang sepenuhnya berbeda. Kita survive dari sisi apapun fakultas agama –seperti Ushuluddin– ini berhadap-hadapan atau bersaing dengan fakultas Kedoktoran atau Ekonomi [itu tidak mungkin], karena memang tantangannya berbeda, dan cara berpikirnya juga berbeda,” katanya.

Tapi fakultas agama, sambungnya, di perguruan tinggi besar manapun –sekalipun itu adalah fakultas yang penting. Apalagi beberapa universitas tertua di Eropa atau Amerika awalnya adalah sekolah-sekolah keagamaan, sekolah misionarism, seperti di Harvard, Oxford; termasuk Lieden adalah sekolah misionaris yang mengirimkan banyak misionarisnya. Fakultas Ushuluddin (seperti juga fakultas teologi) mampu membentuk karakter. Jika UIN kehilangan fakultas Ushuluddin, maka ia kehilangan nyawanya. Fakultas Ushuluddin adalah jantung. UIN itu bukan kata-kata yang tidak punya makna. Mungkin banyak yang tidak mengetahui konsep dasarnya, bahwa yang membesarkan cara pandang dan konstruksi berpikir keagamaan di Indonesia, itu berkembang dalam khazanah fakultas Ushuluddin.

Profesor Ismet melanjutkan, bahwa fakultas Ushuluddin menempatkan posisinya sebagai fakultas sarang pemikir, pembaharu, yang menguatkan identitas kesarjanaan Islam di UIN Jakarta, sudah seharusnya IKALFU ikut andil di dalamnya.

“Alhamdulillah kita punya manajemen baru [IKALFU]. Selama 4 tahun ke depan kita upayakan kebanggaan yang kita punya dulu. Fakultas ini dulu pernah menjadi bagian dari identitas. Kalau mengandalkan kita [yang menjabat di fakultas] dirasa sangat sulit, mangkanya kita berharap teman-teman di luar yakni alumni. Saya sangat senang banget dengan adanya IKALFU. Dan saya rasa, IKALFU dengan IKALUIN –kayaknya lebih kerenan IKALFU dech–, karena lebih aktif dan kompak.” terangnya, disambut gelak tawa para pengurus yang hadir.

Sebelum menutup sambutannya, Dekan Profesor Ismet meminta kepada pengurus IKALFU memperbanyak koneksi untuk mengembangkan Fakultas Ushuluddin. “Kita berharap banget [dengan IKALFU] nanti kita berkolaborasi banyak, kita banyak butuh saran, apa yang kita bisa kembangkan dan lakukan untuk fakultas. Sehingga nanti jaringan kita lebih besar dan tracer kita lebih kuat. Jadi, sekali lagi terima kasih sebelumnya atas kebesaran hati untuk sama-sama mengembangkan di fakultas kita.” harapnya.

Sementara saat menyampaikan pidatonya, ketua IKALFU Neng Dara Affiah menyampaikan, bahwa menjadi pengurus IKALFU ibarat pulang kampung. “Seperti apa yang tadi disampaikan oleh Pak Dekan, bahwa fakultas Ushuluddin ini adalah tempat kita kembali pulang. Tonggak di mana kita bisa menjadi seperti sekarang ini. Ketika saya diminta menjadi ketua IKALFU periode sebelumnya, itu lebih karena saya harus membayar sesuatu. Karena rasanya saya punya hutang,” katanya.

Jika kembali ke pada masa lalu, ia melanjutkan, di mana ada masa gairah keilmuan di Ushuluddin tidak ada bandingannya. Bahkan banyak orang mengatakan bahwa fakultas Ushuluddin peminatnya tinggi dan mampu berkompetitif. Namun, fakultas Ushuluddin pernah mengalami masa kemunduran [penglihatan dari orang luar]. “Setelah saya berjarak dengan fakultas, tak lama kemudian kembali ke fakultas diminta mengajar. Yang saya lihat saat itu, mahasiswa di kelas itu lesu, tenggelam, mereka kurang bersemangat. Apa yang terjadi dengan jantungnya UIN ini?” katanya.

Di saat yang sama, aktivis perempuan ini mengingatkan kembali kepada para alumni bahwa Fakultas Ushuluddin pernah berkontribusi besar dan melahirkan tokoh-tokoh hebat. Untuk mengembalikan kejayaan Ushuluddin perlu banyak peran dari alumni.

“Jangan berharap lebih kepada saya atau menunggu instruksi dari saya. Tapi apa yang teman-teman kontribusikan terhadap almamater kita ini. Karena lembaga yang di mana teman-teman bisa punya ruang mengekspresikan potensi diri. Dan manfaat apa bisa diberikan kepada fakultas. Karena di fakultas beragam stakeholdernya, pertama adalah pendidiknya; kedua adalah para mahasiswanya; ketiga adalah para tenaga kependidikannya; dan keempat adalah para alumni. Inilah yang perlu kita upgrade dan diimprove pengetahuannya. Karena dengan itu, maka kita bisa menularkan kepada anak-anak didik, juga bermanfaat bagi dunia pendidikan. Yang demikian itu merupakan kelompok penerima manfaat dari IKALFU.” tutupnya.

Pelantikan ini diakhiri dengan bincang-bincang santai sembari perkenalan sesama pengurus serta membahas program dan kegiatan-kegiatan IKALFU tahun 2023, yakni; 1) Bidang Kajian Ilmiah dan Pengembangan Ilmu-ilmu Ushuluddin, dengan mengadakan diskusi, konferensi, kursus-kursus berbayar, dll. 2) Bidang Komunikasi, Publikasi dan Penerbitan, dengan menyiapkan penerbitan buku [profil alumni Ushuluddin yang menjadi role model], membuat dan menyiapkan podcast keislaman/keushuluddinan yang menarik dan kreatif untuk konsumsi publik, menerbitkan buku dan lainnya.

Lalu, 3) Bidang Ushuluddin Scholarship, dengan membuat database mahasiswa penerima beasiswa dan penerima manfaat dari FU-Scholarship, mengumpulkan zakat mal maupun fitrah, memperbanyak kerja-sama dengan lembaga-lembaga amil zakat, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh swasta dan organisasi-organisasi keagamaan, dll. 4) Bidang Pengembangan SDM dan Penguatan Ekonomi IKALFU, dengan membuat usaha IKALFU Press, mendirikan unit usaha, dll. 5) Bidang Layanan Sosial dan Pengabdian Masyarakat, 6) Bidang Hubungan Antar-alumni dan Penguatan Jaringan, dengan menyiapkan reuni seluruh angkatan Fakultas Ushuluddin, dll. 7) Bidang Tracer Studi, dengan membuat database Alumni per-profesi, dll. (M. Najib Tsauri)