Dari ADIA hingga UIN: 68 Tahun UIN Jakarta Menjadi Pelopor Integrasi Ilmu dan Agama

Dari ADIA hingga UIN: 68 Tahun UIN Jakarta Menjadi Pelopor Integrasi Ilmu dan Agama

Ciputat, Berita UIN Online – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus melangkah dalam membersamai kemajuan keilmuan dan pendidikan dalam negeri, dan menjadi yang terdepan dalam integrasi keilmuan dan keislaman. Hari ini, menginjak usia ke-68 tahun sejak pertama kali berdiri pada 1 Juni 1957, Ahad (1/06/2025), UIN Jakarta terus memperkuat komitmennya sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam yang menjembatani ilmu agama dan ilmu umum.

Lahir dengan nama Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA), UIN Jakarta telah melalui perjalanan panjang yang sarat dinamika hingga kini dikenal sebagai salah satu universitas Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. ADIA berdiri berdasarkan Ketetapan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1957 dengan tiga jurusan awal: Pendidikan Agama, Bahasa Arab (Lughat al-‘Arabiyyah), dan jurusan khusus untuk Imam Tentara yang menggunakan bahasa Arab sebagai pengantar.

Pada awalnya, ADIA didirikan untuk memenuhi kebutuhan mendesak pemerintah dalam menyiapkan tenaga pendidik agama Islam yang modern, profesional, dan berwawasan kebangsaan. Lembaga ini dibentuk di bawah naungan Departemen Agama guna memperkuat fondasi pendidikan Islam dalam kerangka pembangunan nasional pasca-kemerdekaan. Kehadirannya menjadi langkah awal pembentukan institusi pendidikan tinggi Islam formal yang mengedepankan integrasi antara keilmuan klasik Islam dengan pendekatan akademik modern.

Pada 24 Agustus 1960, ADIA bergabung dengan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) Yogyakarta dan membentuk Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Al-Jami’ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah, berdasarkan Peraturan Presiden No. 11 Tahun 1960. ADIA pun berubah menjadi cabang IAIN Jakarta dengan dua fakultas, yakni Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Adab. Perubahan ini menjadi momen penting dalam integrasi pendidikan agama Islam dalam format kelembagaan nasional.

Transformasi IAIN Jakarta menuju Universitas Islam Negeri dimulai dari dasar pemikiran teologis bahwa Islam menyeru keseimbangan antara kepentingan duniawi dan ukhrawi. Selain itu, secara historis, transformasi ini merujuk pada masa keemasan peradaban Islam yang ditandai oleh kontribusi ilmuwan Muslim dalam berbagai bidang keilmuan.

Langkah pengembangan fakultas dan pembukaan program studi non-keagamaan mulai dilakukan pada era kepemimpinan Prof. Dr. Harun Nasution. Upaya ini kemudian dilanjutkan oleh para rektor berikutnya, meskipun menghadapi sejumlah kendala regulasi terkait perubahan status kelembagaan. Terobosan penting akhirnya tercapai pada 20 Mei 2002, ketika Keputusan Presiden RI Nomor 31 Tahun 2002 menetapkan perubahan nama dan status IAIN menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilangsungkan pada 8 Juni 2002 oleh Wakil Presiden RI.

Format kelembagaan UIN Jakarta yang baru menempatkannya sebagai universitas yang bertanggung jawab kepada Menteri Agama dan dibina oleh Menteri Pendidikan Nasional. UIN Jakarta diberikan mandat untuk menyelenggarakan program pendidikan tinggi dalam bidang ilmu keislaman dan ilmu umum secara berdampingan.

Kini, UIN Jakarta memiliki 12 fakultas dan 1 sekolah pascasarjana yang mencakup berbagai bidang keilmuan, dari Syariah, Tarbiyah, Adab, Ekonomi, Komunikasi, hingga Kedokteran dan Sains. Secara keseluruhan, terdapat 56 program sarjana, 27 program magister, dan 1 program doktoral yang aktif berjalan. Dalam upaya mendukung kualitas akademik, pengembangan infrastruktur seperti gedung kampus, laboratorium, serta sistem informasi terus dilakukan secara progresif.

Memasuki dekade baru, UIN Jakarta terus mengembangkan kualitas pendidikannya. UIN Jakarta telah memperoleh akreditasi dari lembaga internasional terkemuka seperti ASIIN dan ACQUIN, yang menjadi pengakuan atas standar akademik, kurikulum, dan manajemen mutu pendidikan yang diterapkan. Capaian ini menegaskan posisi UIN Jakarta sebagai universitas Islam berkelas dunia yang kompetitif secara global.

Komitmen internasionalisasi UIN Jakarta turut diwujudkan melalui berbagai kerja sama akademik lintas negara, mencakup pertukaran pelajar, penelitian kolaboratif, hingga pengembangan program studi bersama mitra global. Dengan reputasi yang terus meningkat dan jejaring kerja sama yang luas, UIN Jakarta hadir sebagai destinasi studi pilihan bagi siapa saja yang ingin menempuh pendidikan tinggi dengan fondasi keislaman yang kuat dan perspektif global yang terbuka.

Melalui perjalanan transformasi selama lebih dari enam dekade, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hadir sebagai institusi pendidikan tinggi Islam yang mampu menjaga relevansi keislaman dengan dinamika perkembangan zaman. Komitmen integrasi ilmu dan agama terus menjadi landasan utama dalam turut membangun kemajuan bangsa yang berkeadaban.

(M. Hanif Al Fatih/Zaenal M./Fauziah M./Widhi Damar A./Foto: PIH)

Tag :