Dalam 3 Tahun, Rektor Amany Lubis Terbitkan 7 Buku

Dalam 3 Tahun, Rektor Amany Lubis Terbitkan 7 Buku

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Di tengah kesibukannya sebagai Rektor UIN Jakarta, Prof Amany Lubis ternyata masih mampu menyempatkan waktu menulis. Tak kurang, ada sebanyak tujuh buku yang berhasil diterbitkan sejak menjabat rektor hingga sekarang.

Buku pertama Amany yang terbit setelah menjabat sebagai Rektor adalah autobiografinya berjudul Autobiografi Amany Lubis: Namaku Harapan. Buku tersebut diterbitkan oleh Murai Kencana Depok tahun 2019 dan merupakan kado hari ulang tahunnya ke-56 yang dirayakan bertepatan dengan Hari Ibu pada 22 Desember 2019 lalu.

Sementara keenam judul buku lain yang ditulis Amany adalah Perempuan dan Islam di Indonesia (2019), Perempuan Bicara: Dari Dakwah hingga Sosial (2020), Gagasan Reformasi dalam Pemikiran Islam dan Realitas Kaum Muslim (ditulis dalam bahasa Arab dengan judul asli Khaatiru Li al-Ishlahi fi al-Fikri al-Islami wa Waqi’ al-Muslimin, 2020), Transformasi dan Adaptasi di Masa Pandemi Covid-19: Ranah Pendidikan, Ekonomi, Politik, dan Agama (2021), Covid-19 and Global Civilization (ditulis dalam bahasa Inggris, 2021), dan Sejarah Islam: Politik Modern (2021). Keenam buku terakhir ini diterbitkan oleh Pustaka Compass Ciputat.

Dari ketujuh buku tersebut sebagian merupakan kumpulan makalah yang disampaikannya di berbaga forum, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Alhamdulillah, sebagian eksemplar dari buku-buku tersebut saya hibahkan ke fakultas-fakultas, perpustakaan, serta lembaga lainnya di UIN Jakarta,” kata Rektor Amany kepada BERITA UIN Online di Gedung Rektorat, Jumat (4/2/2022).

Amany mengatakan, buku-buku yang disumbangkan kepada lembaga-lembaga di UIN Jakarta merupakan ungkapan rasa syukur dirinya yang masih diberi kesempatan menulis di tengah kesibukannya sebagai rektor.

Ia berharap buku-buku tersebut dapat dimanfaatkan oleh kalangan sivitas akademika guna menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengembangan UIN Jakarta.

“Saya ingin berkontribusi banyak kepada bangsa dan negara, baik dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat secara langsung maupun pemikiran,” ucap wanita kelahiran Kairo, Mesir, 22 Desember 1963 itu.

Amany mengungkapkan bahwa buku-buku yang ditulisnya merupakan respons intelektualnya terhadap berbagai femonena yang berkembang di masyarakat, seperti agama, sosial, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan bahkan politik.

Ia melihat dalam perkembangan sekarang masalah yang dihadapi masyarakat sangat kompleks, sehingga dibutuhkan berbagai pendekatan untuk memecahkannya.

Di bidang pendidikan misalnya, Amany mengakui masih banyak yang perlu dibenahi, baik dari segi sistem maupun kualitasnya. Kondisi dan kualitas pendidikan di Indonesia, jelas dia, kini mengalami transformasi dan mencapai tingkat yang mengkhawatirkan apabila tidak dibenahi dan diperkuat secepat mungkin.

Menurut Amany, beberapa bentuk kemajuan yang telah dialami oleh Indonesia pada saat ini antara lain mencakup bidang teknologi, pendidikan, gaya hidup dan pola perilaku masyarakat. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki perkembangan globalisasi sangat pesat, sehingga hal tersebut mengharuskan Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) berintegritas tinggi dan mampu menghadapi berbagai keadaan di era disrupsi.

“Melihat keadaan tersebut, pemerintah Indonesia perlu melakukan reformasi pendidikan, karena pendidikan merupakan dasar dari pembentukan dan pembangunan SDM suatu negara,” ujanya.

Apalagi, lanjut Amany, kondisi Indonesia dan hampir seluruh negara di belahan dunia mengalami kesulitan dalam proses pendidikan selama masa pandemi Covid-19 yang sudah berjalan selama dua tahun.

Fenomena belajar jarak jauh akibat pandemi tersebut berdampak pada efektivitas dan kualitas belajar siswa dan mahasiswa. Namun, menurut Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta itu, pembelajaran jarak jauh (online) juga diakui berdampak positif dari globalisasi di era disrupsi.

“Ketika pendidikan tidak dapat dilaksanakan secara tatap muka (offline), masih ada kesempatan untuk belajar secara dalam jaringan (daring),” katanya.

Meski demikian, lanjutnya, proses belajar mengajar dengan model ini memiliki dampak signifikan terhadap kualitas SDM di masa yang akan datang. (ns)