Creatalk CBX 2024: Perkuat Literasi Digital, Hindari Kejahatan Digital
Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online - DNK TV Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Jakarta menggelar acara puncak Creatalk CBX 2024 dengan mengangkat tema "From Clicks to Crimes: Unmasking the Social Media-Cybercrime" pada Selasa (15/10/2024) di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta.
Acara disambut hangat oleh Dekan FIDKOM, Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. Dalam sambutannya, Ia menekankan pentingnya kebebasan berekspresi sebagai pilar utama demokrasi, tetapi kebebasan tersebut harus tetap dalam kerangka hukum, etika, dan keadaban publik. Selain itu, ia juga mengingatkan agar pengguna media sosial tidak terjebak dalam sarana kejahatan digital, melainkan dioptimalkan sebagai medium berekspresi secara bertanggung jawab.
"Media sosial bisa menjadi alat yang sangat ampuh, tetapi juga bisa menjadi alat yang membunuh. Oleh karena itu, kita harus menggunakan media sosial dengan tanggung jawab," ujar Dr. Gun Gun.
Dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ahmad Tholabi, S.Ag., S.H., M.H., M.A., dalam keynote speech-nya, turut menyampaikan pandangan serupa. Ia mengibaratkan media sosial sebagai pisau bermata dua yang jika tidak digunakan dengan bijak, dapat menjadi sangat berbahaya. Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan literasi dan pemahaman mendalam agar masyarakat mampu memanfaatkan media sosial dengan baik.
"Sebuah negara akan sangat kuat dan maju ketika menguasai teknologi, untuk itu, tidak bisa lari dari perkembangan digital, terutama media sosial. Kita harus masuk dan menjadi pemain utama digitalisasi dengan bijak," tegasnya.
Selanjurnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., dalam keynote speech-nya juga menekankan pentingnya literasi digital dan kebijakan yang mendukung penggunaan media sosial secara bijaksana dan bertanggung jawab. Ia menyebutkan bahwa penguatan literasi digital adalah langkah penting dalam menghadapi tantangan era digital.
Kemudian, Komisioner KPI, Mimah Susanti, M.Sos., juga memberikan pandangannya terkait perkembangan media sosial yang semakin kompleks. Menurutnya, media sosial awalnya dirancang untuk memperluas jejaring sosial, namun kini telah muncul sisi gelap berupa kejahatan siber. "Era hiper-realitas, dimana batas antara dunia nyata dan dunia maya menjadi kabur. Sering kali, media sosial menjadi ruang bagi pelaku kejahatan siber yang mencari celah untuk menipu penggunanya," ungkapnya.
Acara ini dilanjutkan dengan pembukaan sesi Cretalk, yang diharapkan menjadi katalisator bagi upaya tumbuh kembang rasionalitas kritis dalam menggunakan media sosial, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi digital yang emansipatoris dan bertanggung jawab.
(Shely Nurloka/Fauziah M./Syarifah Nur K./Foto: Melva Evangelyn)