Cintai Nabi Sebelum Mencintai Orang Lain
Reporter: Jaenuddin Ishaq
Lapangan Parkir Student Center, UINJKT Online - Habib Ali Abdurrahman Assegaf mengatakan, untuk sampai kepada Allah SWT, seseorang mesti tahu pintunya lebih dahulu, yaitu mencintai Nabi Muhammad SAW.
“Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang dicintai oleh Allah SWT. Cintailah Nabi Muhammad SAW, sebelum mencintai siapa pun,†kata Ali dalam Tabligh Akbar dengan tema Kembali Kepada Paradigma al-Qur’an dan al-Hadis yang diadakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuludin dan Filsafat (FUF) di lapangan parkir Student Center, Minggu (19/4).
Ali menceritakan dalam sebuah riwayat, suatu hari Nabi berjalan bersama Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, dan ketika naik ke gunung Uhud, gunung itu bergetar. “Berhentilah (kata Nabi), akhirnya tak lama kemudian gunung Uhud berhenti. Gunung kemudian bergetar karena bahagia dengan kedatangan Nabi SAW,†ujarnya.Â
Sementara itu, KH Tasmuni Al-Hasyimi menjelaskan, Nabi diutus sebagai rahmatan lil a’lamin serta juru selamat. Sebagaimana al-Qur’an dan al-Hadis merupakan pegangan hidup umat Islam sampai kapan pun. “Seseorang tidak akan bosan membaca al-Qur’an. Sebab Islam akan mundur jika umatnya jauh dari al-Quran,†kata Tasmuni.
Lapangan Parkir Student Center, UINJKT Online - Habib Ali Abdurrahman Assegaf mengatakan, untuk sampai kepada Allah SWT, seseorang mesti tahu pintunya lebih dahulu, yaitu mencintai Nabi Muhammad SAW.
“Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang dicintai oleh Allah SWT. Cintailah Nabi Muhammad SAW, sebelum mencintai siapa pun,†kata Ali dalam Tabligh Akbar dengan tema Kembali Kepada Paradigma al-Qur’an dan al-Hadis yang diadakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuludin dan Filsafat (FUF) di lapangan parkir Student Center, Minggu (19/4).
Ali menceritakan dalam sebuah riwayat, suatu hari Nabi berjalan bersama Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, dan ketika naik ke gunung Uhud, gunung itu bergetar. “Berhentilah (kata Nabi), akhirnya tak lama kemudian gunung Uhud berhenti. Gunung kemudian bergetar karena bahagia dengan kedatangan Nabi SAW,†ujarnya.Â
Sementara itu, KH Tasmuni Al-Hasyimi menjelaskan, Nabi diutus sebagai rahmatan lil a’lamin serta juru selamat. Sebagaimana al-Qur’an dan al-Hadis merupakan pegangan hidup umat Islam sampai kapan pun. “Seseorang tidak akan bosan membaca al-Qur’an. Sebab Islam akan mundur jika umatnya jauh dari al-Quran,†kata Tasmuni.