Buka Akses Pendidikan bagi Pelajar Afganistan, Tiga Negara Siap Bantu UIN Jakarta
Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— UIN Jakarta melalui Pusat Kerjasama Internasional UIN Jakarta tengah menyiapkan program pendidikan bagi masyarakat Afghanistan, terutama kaum perempuan sehingga memiliki kesempatan pendidikan yang layak. Tiga negara, Norwegia, Uni Emirat Arab, dan Qatar telah menyatakan komitmen bantuan biaya selama mereka kuliah di UIN Jakarta.
Demikian disampaikan Ketua Pusat Kerjasama Internasional, Maila D.H. Rahiem MA Ph.D, dalam wawancara di Gedung Rektorat UIN Jakarta, Senin (10/07/2023). Menurutnya, program ini diharap memperkuat kontribusi UIN Jakarta dalam menyediakan akses pendidikan bagi para pelajar Afganistan.
Pendidikan diharap menyediakan bekal bagi mereka dalam mendorong kemajuan negara asal mereka. “Bayangkan jika 30 orang Afganistan berkumpul bersama di sini dalam rangka memikirkan negara mereka, pasti akan ada hal-hal besar yang dapat mereka kembangkan ketika mereka kembali ke negaranya masing-masing,” ucapnya.
Dalam merealisasikan program ini, terangnya, UIN Jakarta telah menerima komitmen kuat pemerintahan tiga negara, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Norwegia. Rinciannya, pemerintah Qatar akan membiayai penuh 30 mahasiswa, sedang pemerintahan Uni Emirat Arab dan Norwegia masing-masing akan memberikan biaya pendidikan bagi lima mahasiswa.
Selain itu, untuk menjamin bahwa proses dalam program ini dibuat secara profesional. Terdapat beberapa syarat dan peraturan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak seperti, mahasiswa Afganistan wajib tinggal di Asrama UIN Jakarta sehingga keselamatan mahasiswa tersebut dapat terjamin. Selain itu, dikenal sebagai pusat pembelajaran Islam di Indonesia yang mana nilai-nilai islam di UIN jakarta dianggap sesuai dengan keyakinan mereka disana.
Rencananya mahasiswa Afghanistan akan akan datang ke Indonesia pada Bulan Oktober dan dapat mulai berkuliah pada semester baru di bulan Maret. Hal ini dikarenakan mahasiswa Afganistan akan diberikan pembelajaran mengenai Bahasa Indonesia terlebih dahulu sebelum mereka dapat mengikuti proses pembelajaran di dunia perkuliahan.
Di akhir wawancara, dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ini membagikan rencana mengenai program selanjutnya yang sedang dirancang oleh Pusat Kerjasama Internasional untuk membuat UIN Jakarta menjadi kampus yang beragam dengan memiliki mahasiswa dari berbagai negara. Selain bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi dunia, juga mendorong berbagai program lain seperti pertukaran mahasiswa dan dosen.
“Program berikutnya yaitu menarik mahasiswa dari Asia Tengah. Hal ini dikarenakan Asia tengah muslimnya mayoritas, tetapi karena kita belum sempat untuk memperkenalkan diri dan menarik diri mereka untuk belajar disini, ” ucapnya. (Haura Kaltsum Zahra/Dena Amanda/ZM)