Besok, Pegiat Filantropi UIN Jakarta Bakal Dikukuhkan Sebagai Guru Besar
Ciputat, BERITA UIN Online— Jika tak ada aral melintang, pegiat filantropi UIN Jakarta Profesor Amelia Fauzia bakal dikukuhkan statusnya sebagai Guru Besar Sejarah Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora, Rabu (6/1/2021). Amelia bakal dikukuhkan bersama koleganya sesama pengajar di UIN Jakarta, Profesor Ali Munhanif, yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Rundown acara pengukuhan yang diterbitkan Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi Bagian Umum Biro AUK UIN Jakarta yang dikutip, Selasa (5/1/2021) menyebutkan sepanjang Desember 2020 dan Januari 2021 , tak kurang dari 10 orang dikukuhkan status guru besarnya. Selain Profesor Amelia dan Profesor Ali, dua profesor lainnya bakal dikukuhkan sepanjang bulan ini.
Di luar aktifitasnya mengajar, Amelia dikenal sivitas akademik UIN Jakarta dan publik sebagai pegiat filantropi. Baik dalam kapasitasnya sebagai akademisi, peneliti, bahkan aktifitas sehari-harinya. Dalam berbagai forum akademik, aktifitas riset, hingga dalam kegiatan sehari-harinya, Profesor Amelia selalu rajin menyampaikan pentingnya memiliki kesadaran filantropi dalam mendorong keberdayaan dan meningkatkan keadilan sosial.
Setelah menamatkan pendidikan sarjananya di Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora (1990-1995), Amelia yang tercatat pernah nyantri di Pesantren Darunnajah ini melanjutkan pendidikan masternya di University of Leiden Belanda (1996-1998). Di salahsatu perguruan tinggi Belanda yang menarik banyak minat para pelajar Islam dan Indonesia ini, Amelia meraih gelar masternya di bidang Kajian Islam atau Islamic Studies.
Perhatiannya terhadap pentingnya filantropi dalam sejarah sosial Muslim di tanah air sepertinya mulai makin intensif dalam ranah pergulatan akademisnya ketika perempuan kelahiran 1971 ini mengambil program doktoralnya di program The Asia Institute, University of Melbourne, Australia. Untuk menyelesaikan program doktornya, Amelia serius menekuni sejarah peran dan dinamika filantropi dalam kehidupan sosial masyarakat Muslim Indonesia.
Di bawah bimbingan Indonesianis terkemuka Profesor MC Ricklefs dan dukungan para akademisi Profesor Sander Adelaar, Profesor Arief Budiman, Profesor Michael Leigh, dan Profesor Tim Lindsey, Amelia menyelesaikan penelitian disertasinya yang berjudul Faith and The State: A History of Islamic Philanthropy in Indonesia. Melalui risetnya, Amelia mencatat peran filantropi dalam berbagai bentuknya seperti zakat, sedekah, dan wakaf sebagai kekuatan masyarakat sipil dalam mendorong perubahan sosial di tengah-tengah mereka jauh sebelum Indonesia merdeka.
Dalam telusuran BERITA UIN Online, riset Profesor Amelia ini merupakan sedikit karya riset yang menelaah tentang aktifitas filantropi sekaligus menjadi pendorong riset-riset lanjutan bidang ini. Belakangan hasil riset doktoralnya ini diterbitkan Koninklijke Brill NV Leiden tahun 2013 dengan judul sama. Selanjutnya, karya ini diterbitkan dalam edisi bahasa Indonesia dengan judul Filantropi Islam, Sejarah dan Kontestasi Masyarakat Sipil dan Negara di Indonesia.
Perhatian Profesor Amelia terhadap filantropi juga mendorongnya menginisasi pendirian Lembaga Sosial Kemanusiaan Social Trust Fund (STF) STF UIN Jakarta tahun 2012, bersama sejumlah kolega yang memiliki semangat sama seperti Profesor Jamhari Makruf, Emi Ilmiah MA, Profesor Komaruddin Hidayat, Profesor Amsal Bakhtiar dan lainnya. Melalui lembaga ini, Profesor Amelia mendorong pengelolaan potensi filantropi yang terserak menjadi kekuatan besar dalam mendorong perluasan akses pendidikan para mahasiswa berprestasi namun memiliki keterbatasan biaya, penguatan pelaku usaha ekonomi mikro, dan pemberdayaan perempuan.
Dalam profil STF UIN Jakarta disebutkan, terdapat lima program yang dikembangkan yaitu beasiswa, bungkesmas, dana talangan pendidikan, charity store, dan endowment. Selain mahasiswa berprestasi asal UIN Jakarta dan perguruan tinggi nasional, dana beasiswa juga disalurkan bagi para pelajar di wilayah eks konflik sosial dan terdampak bencana. Sejak diluncurkan hingga kini, ratusan mahasiswa-pelajar, para pelaku usaha mikro, dan perempuan pegiat ekonomi skala mikro telah berhasil disasar program filantropi STF UIN Jakarta.
Tidak hanya komunitas lokal, sasaran filantropi yang didorong STF UIN Jakarta adalah perluasan akses pendidikan bagi masyarakat regional-global. Tahun 2018-2019, STF UIN Jakarta bersama sejumlah organisasi filantropi yang tergabung dalam Indonesian Humanitarian Alliance seperti Muhammadiyah Aid, DT Peduli, Laznas LMI, Nurul Hayat, YDSF, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Laznas DDII, dan PKPU HI mendirikan gedung-gedung sekolah di Rakhine State, Myanmar. Tak kurang dari 10 sekolah dibangun dalam program yang diharap mengakselerasi perdamaian dan penghentian konflik sosial Muslim-Buddha di negeri yang berbatasan langsung dengan Thailand, Nepal, dan India itu.
Saat pandemi Covid 19 melanda dunia, termasuk Indonesia, STF UIN Jakarta yang tergabung dalam Gugus Tugas Covid 19 UIN Jakarta bekerja keras mengelola donasi yang dititipkan publik. Donasi-donasi ini disalurkan bagi seribuan lebih mahasiswa UIN Jakarta, baik asal berbagai daerah maupun mahasiswa asing, yang terdampak pandemi.
Di luar aktifitasnya sebagai pegiat filantropi, Profesor Amelia juga secara produktif melakukan penelitian dan publikasi ilmiahnya sebagai seorang akademisi. Sepanjang 2017-2018, ia melakukan riset bertajuk “Fenomena Praktik Filantropi Masyarakat Muslim dalam Kerangka Keadilan Sosial di Indonesia”. Sedang diantara artikel terakhirnya adalah Islamic Philanthropy in Indonesia: Modernization, Islamization, and Social Justice (2017) dan Performing Muslim Womanhood: Muslim Business Women Moderating Islamic Practices in Contemporary Indonesia (2016). (zm)