Beri Penghargaan, Satgas Covid Ingatkan Pembalikan Pandemi

Beri Penghargaan, Satgas Covid Ingatkan Pembalikan Pandemi

Auditorium Utama, BERITA UIN Online— Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 nasional memberikan penghargaan kepada Rektor dan institusi UIN Jakarta atas partisipasi penanganan pandemi COVID-19. Di saat yang sama, Satgas juga mengingatkan sivitas akademi UIN Jakarta dan publik untuk tetap mewaspadai potensi pembalikan pandemi.

Pemberian penghargaan diberikan langsung Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Dr. Sonny Harry B Harmadi, SE., ME ., kepada Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis MA di Auditorium Utama, Jumat (28/10/2022). Pemberian penghargaan disaksikan para pejabat, dosen, dan ratusan mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2022.

Sonny sendiri hadir mewakili Ketua Satgas Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto. Selain itu, Sonny datang ke UIN Jakarta untuk menyampaikan kuliah umum bertajuk 'Peran Perubahan Perilaku dalam Keberhasilan Penanganan COVID-19'.

Pada pemberian penghargaan itu, Sonny mengungkapkan, penghargaan diberikan atas kontribusi sivitas akademik UIN Jakarta dalam mendukung penanganan COVID-19. Salah satunya adalah pelibatan 8.283 orang mahasiswa-mahasiswi UIN Jakarta menjadi Duta Perubahan Perilaku.

"Ada 8.283 orang mahasiswa-mahasiswi UIN Jakarta yang menjadi Duta Perubahan Perilaku. Total jumlah Duta Perubahan Perilaku kami secara nasional mencapai 181 ribu kami. Artinya, kalau delapan ribu orang, maka tak kurang dari 5% merupakan mahasiswa-mahasiswi UIN Jakarta," katanya.

Selain itu, kontribusi para pendidik UIN Jakarta baik yang berlatar keilmuan kesehatan dan kedokteran maupun keislaman telah bersama-sama mendorong perilaku hidup sehat di kalangan masyarakat. Perilaku menjadi menjadi salah satu kunci penting dalam mencegah penularan virus COVID-19.

Dari total nasional, sambungnya, Satgas Penanganan COVID-19 nasional didukung tak kurang dari 114 perguruan tinggi nasional, 19 perusahaan, 53 kementerian/lembaga. Dari 114 perguruan tinggi, tiga diantaranya diapresiasi khusus dengan mendapat penghargaan dari satgas nasional, termasuk UIN Jakarta.

"Pandemi telah banyak beri pelajaran kita, belajar peduli pada sesama. Karena itu, kami apresiasi setinggi-tingginya kepada sivitas akademik UIN Jakarta, wa bil khusus kepada Ibu Rektor UIN Jakarta," paparnya.

Pada penghargaan itu, Sonny mewakili Satgas COVID-19 nasional memberikan dua jenis penghargaan sekaligus. Masing-masing penghargaan kepada institusi UIN Jakarta untuk seluruh sivitas akademik dan penghargaan kepada Rektor UIN Jakarta langsung atas kepemimpinannya sepanjang masa pandemi.

Atas penghargaan tersebut, Rektor Amany menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Satgas nasional. Bahkan, mewakili pimpinan dan sivitas akademik UIN Jakarta, Rektor Amany juga menyampaikan terimakasih dan apresiasi atas kerja keras Satgas dalam memimpin penanganan COVID-19 di seluruh Indonesia.

Dibandingkan berbagai negara lain, jelasnya, Pemerintah Indonesia bekerja sangat cepat dan efektif dalam memutus persebaran virus tersebut. Ini misalnya ditandai dengan jumlah penduduk yang sudah mendapatkan vaksin pertama hingga 180 juta orang, vaksin kedua 140 juta orang, bahkan jutaan warga masyarakat sudah mendapatkan vaksin booster.

"Pandemi di tanah air sudah lebih baik. Alhamdulillah berkat kerja keras BNPB, Satgas COVID-19 nasional, dan banyak sekali sukarelawan. Berkat kerja keras Satgas, vaksinasi juga sukses," katanya.

Untuk itu, Rektor Amany mewakili UIN Jakarta juga menyampaikan penghargaan sebagai apresiasi atas kerja keras Satgas dan pemerintahan. Selain itu, Rektor Amany juga menyampaikan cindera mata buku-buku yang ditulisnya kepada Sonny dan pimpinan Satgas nasional.

 

Waspadai Potensi Pembalikan Pandemi

Sementara itu, dalam kuliah umumnya, Sonny mengingatkan sivitas akademik UIN Jakarta untuk tetap mewaspadai potensi pembalikan pandemi COVID-19. Kewaspadaan diperlukan mengingat pandemi belum sepenuhnya usai.

"Perjuangan hampir selesai. Tapi seperti dalam bahasa Inggris, almost never enough. Jadi baru hampir, belum sepenuhnya selesai," katanya.

Merujuk data COVID internasional, sebutnya, persebaran virus ini menunjukkan kecenderungan naik. Di Perancis, angka harian COVID-19 mencapai 45 ribu orang. Singapura dengan penduduk lima juta orang juga catatkan persebaran harian sebanyak 6-9 ribu orang.

Di tanah air, sambungnya, persebaran virus juga belum sepenuhnya hilang. Namun dengan berbagai pencegahan sejauh ini masih bisa dikendalikan. "Alhamdulillah kasusnya masih terkendali," katanya.

Meski demikian, jelasnya, status pandemi yang bisa dikendalikan tetap harus diwaspadai dengan mempertahankan bahkan meningkatkan pola perilaku hidup sehat. Pola perilaku ini menjadi tindakan paling efektif dalam mencegah persebaran virus.

"Upaya penanganan COVID-19 tindakan berhasil jika hanya bergantung pada upaya kuratif atau pengobatan saja, namun harus diiringi pencegahan di hulu. Mencegah lebih baik dan lebih murah daripada mengobati," pungkasnya. (foto: Hermanuddin/ZM)