Beri Motivasi bagi Lulusan Wisuda Ke-127, Dua Alumnus Kisahkan Perjuangannya

Beri Motivasi bagi Lulusan Wisuda Ke-127, Dua Alumnus Kisahkan Perjuangannya

Auditorium Utama, BERITA UIN Online— Dua alumnus, Muhammad Kharisma dan Sidiq Permana, turut hadir mewakili alumni pada Wisuda Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke-127, Sabtu-Ahad (25-26/2/2023).  Keduanya hadir guna memberikan testimoni singkat, pengalaman karir, sekaligus memotivasi para sarjana baru UIN Jakarta dalam menghadapi dunia pasca lulus.

Muhammad Kharisma, yang hadir di hari pertama wisuda, menuturkan pengalamannya untuk lebih memilih menjadi profesional dengan menjadi konsultan perencana keuangan independen. Profesi ini ia ambil tak lama setelah lulus dari Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta tahun 2011.

Menurut Kharis, ia memiliki alasan tersendiri untul berbeda dari umumnya lulusan FEB yang memilih bekerja pada perusahaan atau lembaga pemerintahan. “Kendati tidak terikat dengan lembaga keuangan manapun, namun profesi perencana keuangan banyak dibutuhkan masyarakat dan mulai banyak diadaptasi oleh rekan profesional lainnya maupun mitra kerja di instansi keuangan,” ujarnya.

Saat ini, Kharis merupakan Co-Founder dan Senior Financial Advisor dari Sipundi.id. Melalui lama berbasis web and social media based, Kharis mencoba memberikan literasi keuangan bagi publik sekaligus menawarkan jasa perencanaan keuangan secara independen.

Namun demikian apa yang dicapainya saat ini, tuturnya, tidak diraih dengan tiba-tiba. Kharis mengaku lamarannya ke berbagai perusahaan berkali-kali ditolak. Namun ia memilih tetap berfikir positif dan mencari jalan keluar. “Bukan karena tidak kapabel, husnudzon sama Allah saja,” ujarnya mantap.

Seiring waktu, ia berpikir untuk bekerja mandiri. Ia membulatkan tekad untuk terjun ke dunia bisnis multi level marketing. Kelak pilihan ini membawa berkah bagi dirinya. Di bisnis ini, ia ternyata bisa banyak belajar tentang leadership, marketing, kemampuan komunikasi dan negosiasi.

Bahkan, ia berhasil meraih sertifikat Registered Finacial Consultant (RFC). Sertifikat ini memberikannya nilai tambah secara signifikan bagi pengembangan potensi diri dan karirnya hingga saat ini.

Lebih lanjut, Kharis mendorong para lulusan agar tak gentar menghadapi tantangan nyata di depan mata. Jika saat kuliah, mahasiswa bisa berbangga hati ketika mengatakan ‘sedang kuliah sambil kerja’ atau ‘sudah kerja sambil kuliah’ , kini setelah lulus kuliah para lulusan tidak bisa lagi berkata demikian

“Namun kita harus menerima kenyataan dan harus segera menentukan pilihan untuk langsung melamar pekerjaan, berwirausaha atau memilih studi lanjut,” sarannya

Kharis menambahkan, para lulusan harus berkarya ketika sudah terjun ke masyarakat agar bisa memberi maslahat bagi masyarakat yang membutuhkan. Ini sesuai dengan tagline UIN Jakarta, yaitu knowledge, piety, dan integrity.

“Bahwa ilmu tanpa amal dan tawakal tidak akan memberi maslahat namun kehancuran yang didapat, ilmu tanpa manfaat akan membawa kesengsaraan, ilmu tanpa integritas tidak akan bertahan lama,” tandasnya.

Core values demikian, sambungnya, sangat dibutuhkan dalam semua profesi yang senantiasa rentan terhadap berbagai masalah dan godaan. Tak terkecuali sebagai perencana keuangan sekalipun.

“Sejak awal kita telah ditanamkan kekhususan ini, value atau nilai yang berbeda dari yang lain, sebagai bekal ketika terjun ke tengah masyarakat,” pungkasnya.

Menutup sambutan alumni, Kharis membacakan puisi yang menggambarkan semangat alumni untuk berkontribusi. “Pergi ke pasar membeli kain, singgah sebentar melewati desa. Kami para alumni UIN, siap berkontribusi bagi bangsa,” bacanya disambut tepuk tangan pimpinan UIN dan para wisudawan.

 

Seperti halnya Kharisma, Sidiq Permana yang hadir di hari kedua wisuda menyampaikan pengalaman yang tak kalah menarik. Lulus dari Prodi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta pada tahun 2011, Sidiq menekuni bisnis di bidang Experienced Software Engineer and Techpreneur.

Ia sempat bekerja Google Developer Expert in Android (sejak 2015) dan Former Intel Innovator. Belakangan ia merintis perusahaan sendiri dengan mendirikan PT Kode Aplikasi Indonesia dan CV Nusantarabeta Studio (NBS Group). Dengan bisnis ini, Sidiq berhasil membangun partner bisnis dengan sejumlah perusahaan terkemuka seperti Google dan Intel, PLN, BPJS,  MRT Jakarta, Pegadaian, dan lain-lain.

Siqid menuturkan, lahirnya perusahaan yang kini dikelolanya tidak lahir dari perjalanan sebentar. Bisnis ini sebetulnya telah dirintis sejak perkuliahannya di UIN Jakarta. Bersama beberapa mahasiswa tingkat akhir dan support penuh dosen pembimbing, ia merintis usaha di bidang teknologi dan informasi yang terus bertumbuh, bertahan di masa pandemi, dan tetap berkembang hingga kini.

Bisnisnya juga dibangun dari nol. Semula, bisnis dipusatkannya di sebuah kontrakan, namun kini sudah memiliki kantor sendiri berupa bangunan empat lantai di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.

Ia bersama para kolega bisnis terus berupaya keras mengembangkan bisnis yang mereka rintis. Pada Maret mendatang, tuturnya, perusahaannya tengah bersiap membuka kantor cabang di luar negeri guna menindaklanjuti kerjasama internship dengan universitas politeknik di Singapura.

“Ini menjadi bukti bahwa UIN tidak hanya terkenal mampu melahirkan alumnus di bidang humaniora, sosial dan agama, namun ada juga yang mampu menghasilkan lulusan yang concern dan expert dalam bidang teknologi dan informasai,” ujarnya bersemangat. Lebih lanjut Sidiq mengungkapkan, bisnis yang dirintis bersama kolega kini bisa menyerap banyak lulusan dari perguruan tinggi terkemuka lain seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bisnis, Universitas Pelita Harapan, dan Binus University.

Dalam pengembangan bisnis, ia juga menekankan pentingnya kualitas SDM yang terus bertumbuh dan belajar. Salahsatunya dengan meningkatkan attitude, mentalitas dan etos kerja guna menghasilkan kinerja yang semakin baik.

Berkaca dari pengalamannya, Siqid mendorong para sarjana lulusan UIN Jakarta tidak terjebak menjadi lulusan bermental stroberi yaitu mentalitas semu yang banyak dimiliki generasi masa kini. Mentalitas ini disebutnya berpengaruh negatif terhadap etos kerja mereka maupun perusahaan.

Karena itu, ia berharap para sarjana lulusan UIN Jakarta menjadi generasi tangguh dan optimis dalam menatap masa depan lebih baik. “Tiap orang boleh jadi mempunyai peluang yang sama untuk meraih kesuksesan, hanya start dan finish-nya saja yang berbeda,” ingatnya.

Sidiq juga mengingatkan pentingnya penguasaan softskill dan hardskill dalam meniti karier di dunia kerja yang makin kompetitif. Namun sebagai sarjana Muslim, Sidiq berharap para sarjana lulusan UIN Jakarta menempuh wirausaha dengan meneladani Rasulullah SAW dalam berniaga, termasuk senantiasa menumbuhkan minat belajar sesuai visi wahyu pertama yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.

“Dengan demikian kita dituntun agar berbisnis hanya kepada Allah SWT dan bukan kepada manusia, sehingga apapun yang terjadi dan bagaimanapun kondisinya Allah SWT pasti akan menjaga dan menaungi perjalanan usaha dan bisnis kita tersebut,” paparnya.

Di akhir sambutan, Sidiq berpesan agar para lulusan senantiasa memperbanyak hablun minallah dan hablun minannas. ‘Selanjutnya nikmati dan syukuri setiap proses yang kita jalani, apapun hasilnya,” tutupnya (Agus Salim/ZM)