Bayu Muhardianto Raih Juara Pertama Penulisan Opini Nasional
Gedung Rektorat, BERITA UIN Online - Bayu Muhardianto, mahasiswa semester 7 Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidikom) UIN Jakarta, berhasil memenangkan Lomba Penulisan Opini Nasional Antarmahasiswa Perguruan Tinggi 2020 yang digelar Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Surabaya. Bayu meraih juara pertama dengan menyisihkan 30 peserta lain dari perwakilan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
Demikian siaran pers Fidikom yang diterima BERITA UIN Online, Senin (28/12/2020). Lomba Penulisan Opini Nasional bertema “Peran Millenial Menghadapi Era Disinformasi” itu digelar dalam rangka Dies Natalis Fakultas Adab dan Humaniora UIN Surabaya. Pelaksanaan lomba berlangsung pada 6 November-10 Desember 2020.
Pada lomba tersebut, Bayu menulis artikel opini dengan judul Propaganda Digital di Era Disinformasi, Millenial Bisa Apa?. Opini Bayu di antaranya menyoroti peran kaum millenial di era digital.Prestasi Bayu pun diapresiasi pimpinan Fidikom. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama Cecep Castrawijaya mengatakan, prestasi nasional Bayu sangat bagus dan membanggakan. Paling tidak, prestasi Bayu dapat menjadi motivasi mahasiswa lain untuk berinovasi dan berkreasi.
“Semoga prestasi Bayu ke depan bisa lebih ditingkatkan lagi, serta dapat menjadi acuan bagi mahasiswa lainnya,” ungkap Cecep.
Umi Musyarafah, dosen pembimbing Bayu, juga merasa bangga mahasiswanya berprestasi di tingkat nasional. Konon, sebelum mengikuti lomba, Bayu terlebih dahulu mendapat bimbingan intensif dalam bidang penulisan. Bahkan Umi juga terus memberikan motivasi agar Bayu bersemangat dan optimis menang. "Saya ikut senang dan bangga mendengar Bayu akhirnya dinobatkan sebagai juara pertama nasional pada perlombaan tersebut," ucapnya.Sementara itu, Bayu mengaku bahwa prestasi nasional yang diraihnya menjadi pengalaman tersendiri. Ia juga mengungkapkan, motivasi dirinya mengikuti perlombaan tersebut karena ingin mencari sesuatu yang lebih dari sekadar menjadi mahasiswa.
“Jika hanya belajar saja, apalagi daring seperti sekarang, jelas tidak cukup. Banyak hal yang bisa kita cari untuk memperkaya keilmuan. Oleh karena itu, saya butuh wadah untuk meng-upgrade diri saya, salah satunya melalui kompetisi ini,” jelasnya.
Menjurut Bayu, untuk dapat mengikuti suatu kompetisi, terutama kompetisi kepenulisan, salah satu syaratnya harus memiliki manajemen waktu yang baik. Selain itu, memperkaya literatur dan menurunkan ego dalam menulis.
“Menurunkan ego menulis penting dan perlu diperhatikan. Pasalnya, jika ego terus diutamakan dan mengeyampingkan teori-teori yang ada, maka hasilnya akan kurang baik. Jadi, usahakan bebas dari menulis opini tanpa data. Ini juga yang menjadi tantangan saya,” papar Bayu. (ns)