BACALAH KITABMU

BACALAH KITABMU

oleh: Syamsul Yakin Dosen Magister KPI FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Di dalam surat al-Israa/17 ayat 14 Allah SWT berfirman, “Bacalah kitabmu, saat ini cukuplah dirimu sendiri yang menghisab dirimu”. Ayat ini cukup menghentak. Nanti sebelum berada di akhirat, manusia akan tahu apakah akan masuk surga atau masuk neraka hanya dengan membaca catatan amal selama ada di dunia.

Oleh karena itu bacalah firman Allah SWT ini, “Barangsiapa yang berbuat sesuai petunjuk (Allah), maka sesungguhnya ia berbuat untuk (keselamatan) dirinya sendiri. Barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Selain itu, orang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain” (QS al-Israa/17:15). Menurut Syaikh Nawawi Banten dalam Tafsir Munir, bersumber dari al-Hasan dan Qatadah dikatakan bahwa manusia yang buta huruf saat di dunia, pada hari itu mampu membaca. Syaikh Nawawi Banten menulis bahwa pada hari kiamat akan dihadirkan kepada orang mukmin lembaran catatan amal. Lalu dia membacanya. Catatan kebaikannya ada di bagian luar sehingga membuat semua orang merasa iri kepadanya. Sedangkan catatan keburukannya berada di bagian dalam. Ketika ia membaca catatan keburukannya, ia mengira hal itu akan membinasakannya. Namun Allah berfirman, “Pergilah, sungguh aku telah mengampunimu”. Orang itu pun tersenyum lebar. Yang menarik dari ayat ini adalah, “Saat ini cukuplah dirimu sendiri yang menghisab dirimu” (QS al-Israa/17:14). Menurut Syaikh Nawawi Banten, inilah bentuk keadilan Tuhan di akhirat. Yakni, manusia sendiri yang menghitung amal perbuatannya. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya” (QS. Ali Imran/:182). Dalam ayat lain, Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun. Namun manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri” (QS al-Yunus/10:44). Bagitu juga ayat, “Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sama sekali tidak pernah menganiaya hamba-hamba-Ku” (QS. Qaf/50: 29). Mari bersiap membaca kitab atau catatan amal kebaikan kita masing-masing. Ada kabar gembira dari Nabi SAW. Yakni, manakala kita terbiasa berbuat kebaikan sepanjang hari, maka di saat kita sakit, Allah akan memerintahkan kepada malaikat untuk terus mencatat amal kebaikan itu. Sebab sehat dan sakit adalah kuasa Allah. Nabi SAW bersabda, “Tidak ada satu pun amal perbuatan sehari-hari melainkan akan dicatat. Apabila seorang mukmin sakit, maka malaikat berkata, “Ya Tuhan kami, hamba-Mu si fulan, penyakit telah menahannya (beribadah)”. Kemudian Allah menjawab, “Catatlah baginya seperti apa yang telah dikerjakannya sampai ia sembuh atau meninggal” (HR. Ahmad).* (sam/mf)