Azyumardi Azra: Lima Strategi Pengarusutamaan Moderasi Beragama
Auditorium Utama, BERITA UIN Online— Sedikitnya ada enam strategi yang dapat ditempuh guna menguatkan moderasi beragama di Indonesia. Keenam strategi tersebut disampaikan Azyumardi Azra, saat memberikan kuliah umum pada Dies Natalis Milad UIN ke-62, Senin (17/06), di Auditorium Harun Nasution, kampus I UIN Jakarta.
Azra menuturkan, bahwa kita sebagai rakyat Indonesia harus senantiasa bersyukur hidup di negara yang menjunjung tinggi toleransi dan moderasi antar sesama ini. Di Indonesia, menurut Azra, minoritas bisa hidup damai dan berdampingan dengan mayoritas.
“Secara global, ada enam strategi guna meneguhkan moderasi beragama di negara ini. Di antaranya, menguatkan kembali ideologi Pancasila, memperkuat/memperdalam Demokrasi, memberdayakan ormas-ormas Islam, memperkuat peranan perempuan, reformasi pendidikan Islam, dan Penegakan Hukum yang Tegas,”ungkap Azra.
Acara yang mengusung tema Strategi Mainstreaming Moderasi Beragama di PTKIN tersebut, dibuka oleh Ketua Senat Universitas Abudinnata, dan dihadiri oleh Rektor UIN Jakarta Amany Lubis, para Wakil Rektor, para Kepala Bagian, para Dekan, para Kepala Sub Bagian, para Dosen, para Duta Besar, perwakilan dari mitra bisnis, dan segenap jajaran sivitas akademika UIN Jakarta, serta seniman sekaligus pujangga ternama Taufik Ismail.
Di tempat yang sama, dalam sambutannya, Rektor UIN Jakarta Amany Lubis menjelaskan, bahwa UIN Jakarta saat ini telah peroleh banyak capaian, terutama dalam upaya mewujudkan World Class University (WCU).
Namun demikian, masih terdapat beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan guna memantapkan capaian-capaian yang ada.
“Kita patut bersyukur dengan apa yang telah dicapai UIN Jakarta. Oleh karena itu, selayaknya pula untuk kita terus berusaha mempertahankan prestasi yang telah dicapai sekaligus lebih mengembangkan capaian-capaian tersebut, agar UIN Jakarta lebih mampu berkontribusi positif bagi masyarakat,” jelas rektor.
Masih menurut rektor, saat ini UIN Jakarta dihadapkan pada tantangan baru yang semakin kompleks, yaitu bagaimana menerapkan prinsip tata kelola universitas yang baik, Good Governance University.
“Good Governance University yaitu konsep tata kelola universitas yang baik, akuntabel, transparan, efektif, dan efisien. Dengan kerjasama yang baik dari seluruh elemen yang ada di kampus ini, kami yakin cita-cita tersebut akan tercapai,” tandas guru Besar Sejarah Politik Islam tersebut. (lrf)