Amany Lubis: Luruskan Niat Sebelum Pengabdian
Gedung Auditorium, BERITA UIN – Rektor UIN Jakarta Amany Lubis menuturkan mahasiswa yang akan berangkat pengabdian harus meluruskan niat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, serta luruskan niat bahwa pengabdian adalah ibadah. Selain itu, para peserta KKN perlu mengawali segala niatnya dengan tulus agar selamat hingga akhir pengabdian.
Amany mengatakan hal tersebut pada pembekalan terakhir peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Jakarta dengan tema “Penguatan Program Pengabdian Masyarakat yang Inovatif menuju Rekognisi Global” di Auditorium Harun Nasution, Senin, (25/7/2022).
Pembekalan terakhir itu turut dihadiri beberapa narasumber, di antaranya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Deputi Komunikasi dan Informasi Badan Intelejen Negara Wawan Purwanto.
Amany mengatakan, seluruh peserta KKN mesti memanfaatkan momen pengabdian selama satu bulan tersebut dengan sungguh-sungguh. Peserta KKN sejak tahun lalu, kata Amany, tak hanya dibekali dengan ilmu, tetapi juga kemampuan dan keahlian untuk mengelola diri dalam berkomunikasi dengan berbagai kalangan di masyarakat.
”Generasi muda tidak boleh minder saat mengutarakan pendapat. Kita perlu memanfaatkan momen satu bulan ini dengan sebanyak-banyaknya untuk menginspirasi,” tutur Amany.
Rektor juga menambahkan, peserta KKN harus mampu memberdayakan, melayani, serta menginspriasi masyarakat selama satu bulan pengabdiannya. Seluruh komponen masyarakat seperti anak-anak, remaja, orang tua, bahkan hingga lansia harus diperhatikan oleh peserta KKN.
Amany lebih lanjut menjelaskan, pengabdian menjadi momen yang tepat untuk memberdayakan, melayani, serta menjadi inspirasi bagi masyarakat. Karena itu kegiatan tersebut sangat mulia, sebab dapat mengembangkan suatu wilayah secara bersama-sama.
“Generasi muda itu sangat potensial, oleh sebab itu kita andalkan untuk turun ke masyarakat,” pungkasnya.
Pembekalan peserta KKN dihadiri oleh sekira 4.000 mahasiswa yang digelar secara daring dan luring. Mereka akan mengabdi di desa selama satu bulan mulai Agustus mendatang. Mereka akan menempati sekira 200 desa di Jawa Barat dan Banten. (ns/haya nadhira)