Alquran Petunjuk yang Hidup

Alquran Petunjuk yang Hidup

Prof Dr Abdul Mu'ti MEd, Guru Besar Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ramadan ialah bulan Alquran. Dalam sejarah, Alquran diturunkan pertama kali pada Ramadan. Secara amaliah, Ramadan ialah bulan kita dianjurkan memperbanyak membaca Alquran. Amalan itu merupakan contoh Rasul.

Sebagaimana disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dari Ibnu Abbas RA, setiap malam pada Ramadan, Rasulullah Muhammad SAW senantiasa tadarus bersama Jibril alaihi al-salam. Rasulullah mengulang-ulang (murajaah) ayat-ayat Alquran yang telah diwahyukan.

Selama Ramadan, umat Islam bergairah membaca Alquran. Di banyak daerah, umat Islam menyelenggarakan tadarus Alquran setelah Tarawih. Tadarus biasanya dilakukan dengan semaan: bergantian membaca, yang lain mendengarkan (sama).

Setiap malam minimal satu juz, sehingga di akhir bulan khatam 30 juz. Selain tradisi tadarus, sebagian umat Islam yang mampu membaca dengan bagus bertadarus mandiri, one day one juz: satu hari satu juz. Bagi pemula, banyak yang memanfaatkan Ramadan sebagai momentum belajar membaca (qiraah) atau meningkatkan kemampuan (tahsin) Alquran.

Tidak ada tuntunan, apalagi keharusan, untuk khatam Alquran pada Ramadan. Yang lebih penting ialah kualitas dan intensitas membaca, bukan kuantitas bacaan. Alquran ialah bacaan yang sempurna dan karena itu, membacanya haruslah sempurna (tartil). "...dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan." (Qs Al-Muzzammil [73]: 4).

Alquran, menurut Al-Qurtubhi, dalam Al-Tidzkar fi Afdhal al-Adzkar, menyebut 50 nama Alquran. Al-Suyuthi, dalam Al-Itqan fi Ulum Alquran, menyebut lebih dari 60 nama.

Sebutan dan nama-nama Alquran menunjukkan tujuan, fungsi, manfaat, dan hikmah membaca Alquran. Di antara nama yang paling banyak disebut setelah Alquran dan Al-Kitab ialah hudan (petunjuk).

"Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Alquran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan atas petunjuk itu serta sebagai furqan: pembeda antara yang hak dan batil..." (Qs Al-Baqarah (2): 185).

Alquran adalah petunjuk yang menuntun manusia kepada jalan yang benar, keselamatan, dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Alquran memberikan kekuatan bagi kaum beriman untuk teguh di jalan yang benar dan menegakkan kebenaran. Agar Alquran dapat menjadi petunjuk kehidupan (guidance for life), manusia hendaknya menjadikannya sebagai petunjuk yang hidup (living guidance) melalui tilawah Alquran.

Menurut Abdullah Yusuf Ali, tilawah Alquran meliputi empat aspek: membaca dengan benar, memahami secara mendalam, mengamalkan dengan sungguh-sungguh, dan mendakwahkan dalam seluruh bidang kehidupan.

Di kalangan umat Islam terdapat gerakan membaca Alquran dengan target bacaan tertentu. Gerakan spiritualisasi Alquran ini didasari pemahaman bahwa membaca Alquran (walaupun tidak memahami arti) merupakan ibadah, tetapi gerakan ini tidaklah cukup.

Yang lebih diperlukan ialah internalisasi Alquran ke dalam diri, menjadikan, dan mendakwahkan Alquran sebagai petunjuk yang membimbing manusia berperilaku qurani. Hidup damai dalam cahaya Alquran dan mendamaikan kehidupan dengan membumikan rahmat Alquran.

Sumber: Media Indonesia, Minggu 24 April 2022. (sm/mf)