Alisa Wahid Bicara Moderasi Beragama di Depan Mahasiswa Baru
Ruang Auditorium, BERITA UIN - Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Jakarta hari kedua diisi oleh beberapa narasumber, salah satunya Founder Gusdurian Network Indonesia Alisa Wahid. Ia mengupas mengenai moderasi beragama di Indonesia.
Dalam ceramahnya di Gedung Auditorium Harun Nasution, Rabu (24/8/2022), Alisa mengatakan, Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya religius dan majemuk. Meski bukan negara agama, masyarakat Indonesia sangat lekat dengan kehidupan beragama.
“Kemerdekaan beragama bahkan sudah dijamin dalam konstitusi, diatur dalam Pasal 29 UUD 1945,” kata Alisa.
Alisa menambahkan, umat Islam saat menjadi penganut mayoritas di Indonesia, yakni sebanyak 87 persen. Meski begitu, masyarakat Indonesia seringkali bermental minoritas, seperti merasa lemah, terancam, dan tidak aman.
Alisa menyebut ada beberapa tantangan yang muncul di Indonesia terkait kehidupan beragama. Praktik beragama yang ekstrem, berlebihan, dan mengenyampingkan martabat manusia menjadi tantangan yang pertama. Golongan yang menganggap agamanya paling benar menjadi tantangan selanjutnya.
“Tantangan yang terakhir, yaitu semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbagsa dalam bingkai NKRI,” ujar putri Presiden RI ketiga KH Abdurrahman Wahid itu.
Alisa lebih lanjut menjelaskan, peran moderasi beragama sangat penting untuk mengatasi segala tantangan tersebut. Landasan dari moderasi beragama berprinsip adil, berimbang, serta taat kepada konstitusi. Praktik beragama yang moderat dapat diwujudkan dengan rasa cinta Tanah Air, toleran, anti kekerasan, serta menghormati tradisi.
“Beragama itu harus melindungi martabat kemanusiaan dan harus berorientasi kemaslahatan umum. Itu beragama yang moderat,” tutupnya. (ns/haya nadhira)