Al-Badi’, Allah yang Maha Pencipta yang Tiada Tara
Dr Muhbib Abdul Wahab MA, Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah
Al-Badi’ merupakan salah satu nama terbaik Allah (al-Asma’ al-Husna) yang bermakna Pencipta tanpa contoh yang mendahuluinya, tanpa ada informasi dan ide dari pihak lain, dari tiada menjadi ada, dan tanpa batas. al-Badi’ juga dapat dimaknai sebagai Maha Kreatif; ciptaan-Nya baru sama sekali, orisinal, autentik, genuine, murni karya sendiri, tanpa bantuan ide, gagasan, rancangan, bentuk, warna, ukuran, kuantitas, kualitas, fungsi, kegunaan, dan sebagainya dari manapun. Jadi, Allah memang Maha Pencipta yang tiada tara sepanjang masa (QS al-An’am [6]: 111).
Al-Badi’ berkaitan erat dengan ide dan perbuatan Allah (mencipta, berkreasi) yang memang tiada tara, tiada banding, serba hebat, sangat cermat dan akurat, super rapi dan presisi, terindah, terbaik, paling menarik, paling mengagumkan, dan paling sempurna. Oleh karana itu, dalam al-Qur’an, Allah mengenalkan dirinya dengan menyatakan: بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْراً فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (Allah Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah sesuatu itu.” (QS al-Baqarah [2]: 117)
Nama dan sifat terbaik Allah yang berkaitan langsung dan maknanya berdekatan dengan al-Badi’ adalah al-Khaliq, al-Bari’ dan al-Mushawwir. Al-Khaliq adalah Pencipta segala sesuatu dari tiada menjadi ada (creatio ex nihilo). Sementara al-Bari’ adalah Pencipta segala sesuatu yang terbebas dari segala kekurangan, ketidakseimbangan, dan kontradiksi. Sedangkan al-Mushawwir adalah pencipta segala sesuatu dengan bentuk, rupa, model, warna, ukuran, jenis, dan sebagainya yang sangat beraneka ragam, tanpa batas.
Kreativitas al-Badi’ –yang disebutkan dua kali dalam Alquran— dapat disaksikan dan diyakini kebenarannya dari berbagai superide kreatif-Nya yang memang tiada tara, sangat mengagumkan dan sangat sempurna. Alam raya yang diciptakan-Nya ini memiliki sistem yang luar biasa rapi, indah, tertib, dan sempurna. Untuk menerangi jagad raya ini, Al-Badi’ menciptakan cukup satu matahari yang sekaligus menjadi poros solar system.
Dengan matahari, pantulan sinarnya membuat planet bulan bercahaya dan membuat malam menjadi terang. Jarak matahari dan bumi dibuat sedemikian rupa ideal, sehingga makhluk hidup yang ada di dalamnya seperti: tanaman, tumbuhan, binatang, hewan, ikan, dan manusia merasakan manfaat sinarnya. Apa yang ada di langit dan di bumi diciptakan oleh al-Badi’ untuk memfasilitasi kehidupan manusia (QS al-Baqarah [2]:29) agar beriman dan beribadah hanya kepada-Nya (QS adz-Dzariyat [51]:56).
Amati dan renungilah, betapa kreatifnya al-Badi’ dalam menciptakan alam raya dengan segala sistem dan hukum kausalitasnya yang sempurna. Lebih dari 2,5 milyar manusia yang menghuni bumi tidak ada satupun yang sama. Semua mempunyai rupa, bau, suara, sidik jari, kecerdasan, dan DNA yang berbeda-beda, tidak ada yang sama, termasuk dua saudara kembar dari ayah dan ibu yang sama. Lebih dari 1 milyar spesis ikan di laut juga berbeda-beda bentuk, ukuran, rasa, dan warnanya. Demikian pula ribuan jenis buah-buahan juga beraneka ragam bentuk, rasa, warna, kandungan, khasiat, dan musim berbuahnya.
Apabila diri manusia dicermati dengan seksama, niscaya didapati dan disadari betapa kreativitas al-Badi’ itu memang tiada tara. Betapa rumit, detil, dan sempurna penciptaan manusia (ahsan taqwim) dengan segala sistem yang berlaku dalam hidupnya. Sistem pernafasan, peredaran darah, syaraf, pencernaan, penginderaan, penalaran, perasaan, wicara (Bahasa dan komunikasi), perbuatan, perilaku, dan sebagainya berikut organ-organ fisik, mekanisme kerja dan fungsinya yang luar biasa mengagumkan berjalan sempurna sesuai dengan ide maha agung al-Badi’.
Dengan demikian, semua ciptaan al-Badi’ di langit dan bumi dengan segala isinya merupakan tanda kekuasaan, kebesaran, keagungan, kehebatan, kesempurnaan, dan keindahan-Nya yang patut dikagumi, diakui, diyakini, dan dimaknai dengan mengembangkan sistem penelitian dan pendidikan karena tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia, tanpa makna; semua ciptaan-Nya bermakna dan berdaya guna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan peradaban yang berkemajuan (QS Ali Imran [3]:191).
Sebagai hamba al-Badi’, kita patut meneladani-Nya dengan mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam berbagai aspek kehidupan sesuai dengan kapasitas masing-masing. Aktualisasi sifat al-Badi’ juga penting diwujudkan dengan melatih, membiasakan, dan menantang peserta didik berpikir kreatif dan inovatif agar sistem pendidikan Islam memiliki keunggulan, daya saing tinggi, dan produktivitas bermaslahat di bidang sains dan teknologi.
Sumber: Sumber: Suara Muhammadiyah, 21 Dzulkaidah-5 Dzulhijjah 1442 H. (mf)