Aktivis Lingkungan: Atasi Perubahan Iklim,  Perguruan Tinggi Bisa Implementasikan Green Islam

Aktivis Lingkungan: Atasi Perubahan Iklim, Perguruan Tinggi Bisa Implementasikan Green Islam

Hotel Ashley Wahid Hasyim Jakarta, Berita UIN Online—Aktivis lingkungan, Hening Parlan, M.M., menyoroti peran penting di setiap perguruan tinggi dalam mengimplementasikan konsep Green Islam pada acara peluncuran hasil survei nasional REACT (Religious Environmentalism Actions) yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta bertempat di Hotel Ashley Wahid Hasyim Jakarta pada Rabu, (24/7/2024). Survei ini mengungkap kesadaran dan sikap Muslim Indonesia terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim.

Survei tersebut menunjukkan bahwa 70,43% Muslim Indonesia mengetahui tentang perubahan iklim, dengan 76,82% yakin dan 19,1% sangat yakin bahwa perubahan iklim sedang terjadi. Namun, hanya 50,4% yang khawatir tentang kerusakan lingkungan, sementara 58,35% lebih mengkhawatirkan kriminalitas. 

Dari data tersebut, 46,07% responden percaya bahwa manusia adalah penyebab utama kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Sedangkan 37,72% menyatakan bahwa penyebabnya adalah kombinasi antara aktivitas manusia dan faktor alami, dan 16,21% menyebut penyebabnya alami.

Perilaku peduli lingkungan yang diidentifikasi dalam survei ini meliputi penghematan air dan listrik, menegur atau mengingatkan orang lain, berdonasi, berpartisipasi dalam kampanye lingkungan, mendaur ulang sampah, dan menandatangani petisi.

Menurut Hening Parlan, perguruan tinggi memegang peran penting dalam menerapkan konsep Green Islam. Namun, implementasinya saat ini masih belum maksimal. Langkah awal yang dapat diambil adalah dengan memasukkan konsep ini ke dalam kurikulum. Jika tidak memungkinkan, perlu ada pendekatan yang lebih sistematis untuk memastikan kampus dapat mengadopsi dan mengimplementasikan konsep tersebut.

Kemudian, konsep ini perlu diperluas ke fakultas lain seperti hubungan internasional, hukum, dan ekonomi sehingga muncul konsep seperti green ekonomi dan hubungan internasional dalam konteks perubahan iklim. Namun, saat ini menurutnya upaya tersebut baru sebatas diskusi dengan para pakar.

"Perguruan tinggi adalah salah satu kunci untuk sukses atau tidaknya Islam dalam menjaga lingkungan. Tapi saat ini, belum banyak perguruan tinggi yang menerapkan Green Islam secara komprehensif, terutama di kampus yang memiliki fakultas agama Islam," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya sosialisasi konsep Green Islam di kalangan mahasiswa. Proses sosialisasi bisa dilakukan dengan cara formal maupun informal, seperti pertemuan, Instagram, talkshow, dialog, dan acara lainnya.

"Penting banget untuk sosialisasi. Green Islam seharusnya menjadi bagian dari konsep Green Campus, di mana perilaku, pengetahuan, dan pemahaman dasar tentang nilai-nilai Islam diintegrasikan dalam upaya menjaga lingkungan," tambahnya.

Lebih lanjut, Hening Parlan menjelaskan bahwa partisipasi dan dukungan dari civitas akademika sangat diperlukan untuk mendukung konsep Green Islam. 

"Dukungan dapat diberikan melalui kebijakan atau peraturan internal yang memasukkan mata kuliah terkait Islam dan lingkungan. Selain itu, perguruan tinggi bisa mengundang pakar dan melakukan berbagai aksi nyata. Dukungan terhadap kegiatan mahasiswa yang berhubungan dengan lingkungan juga sangat penting, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, diskusi, dan penghematan energi di kampus," jelasnya.

Menurut survei, masyarakat Indonesia cenderung memiliki pandangan antroposentrisme, dengan ekosentrisme di posisi kedua, dan teosentrisme paling sedikit. Hubungan manusia dengan alam yang dianalisis melalui Skala Human and Nature (HaN) menunjukkan bahwa manusia sebagai penjaga dan mitra alam memiliki korelasi positif terhadap perilaku pro-lingkungan. 

Isu lingkungan juga dapat menjadi media penguatan kerja sama dan toleransi antar kelompok agama. Namun, minimnya kesempatan untuk berinteraksi sosial antara kelompok agama yang berbeda menghambat partisipasi dalam aksi bersama dalam merespons isu lingkungan.

Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan polling peserta yang menerima souvenir. Bagi publik yang ingin menyaksikan acara ini, dapat mengaksesnya melalui live streaming di YouTube PPIM UIN Jakarta pada tautan berikut.

https://www.youtube.com/live/mE_AbkKd8Mw?si=IfF8ZJz2CQ66G_DK 

(Ken Devina/ Fauziah Muslimah/ Noeni Indah Sulistiyani/ Foto: Adib Taufiqur'Rachman)