5 Pesan Ketua Senat UIN Jakarta di Wisuda Sarjana Ke-122

5 Pesan Ketua Senat UIN Jakarta di Wisuda Sarjana Ke-122

Auditorium, BERITA UIN Online – Rektor UIN Jakarta Amany Lubis mengukuhkan 993 sarjana baru lulusan program S1, S2, dan S3. Upacara pengukuhan sekaligus pelepasan sarjana baru dilakukan pada Wisuda Sarjana ke-122 yang digelar di secara virtual (online) pada Sabtu (13/11/2021).

Acara Wisuda Sarjana dibuka dalam Sidang Senat Terbuka oleh Ketua Senat Universitas Abuddin Nata. Sidang pembukaan dihadiri wakil rektor dan para dekan dan direktur sekolah pascasarjana. Para guru besar dan wisudawan hadir via daring serta para orang tua/wali sarjana.

Dengan tema Wisuda kali ini, yakni Menyiapkan Generasi Kreatif dan Inovatif dalam Rangka Pemulihan Pembangunan Pasca Pandemi, pesan dari ketua senat sebagai berikut Pertama, bahwa dampak Pandemi Covid-19 bersifat multidimensional: sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Secara ekonomi banyak yang kehilangan pekerjaan, menjadi pengangguran, selanjutnya berdampak pada kesulitan hidup, meningkatnya angka kemiskinan, menimbulkan dampak kerawanan sosial, pencurian, penodongan, perceraian, dan sebagainya. Selanjutnya secara psikologis masyarakat berada dalam kecemasan, kegalauan, ketidakpastian, stres, depresi dan sebagainya, akibat dari kematian orang-orang yang dicintai dan menjadi tulang punggungnya, banyak wanita tanpa suami, anak tanpa ayah, dan sebagainya. Keadaan ini selanjutnya berdampak pada kelangsungan pendidikannya dan sebagainya. Para wisudawan dan wisudawati harus terpanggil untuk ikut mengatasi masalah ini.

Kedua, bahwa guna mengatasi masalah tersebut tidak bisa lagi dengan cara-cara klasik atau konvensional-tradisional tetapi dengan cara yang lebih kreatif dan inovatif, yakni keluar dari kebiasaan  lama (out of the box), tidak hanya mengulang cara-cara lama (not as usual) tetapi dengan cara yang berbeda dengan hasil yang lebih efektif, efisien dan cepat. Ketersediaan berbagai teori perubahan sosial yang didukung oleh kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hendaknya diambil manfaat dan berkahnya untuk mengatasi masalah tersebut.

 Ketiga, para wisudawan/wisudawati yang berada pada usia yang umumnya masih muda, adalah merupakan generasi yang masih menyimpan motivasi dan etos kerja yang tinggi, menyimpan mimpi-mimpi besar yang ingin diwujudkan, idealisme dan rasa kaingin-tahuan, fisik, tenaga, waktu dan  yang terutama pendidikan yang baik dari perguruan tinggi yang unggul ini, kami yakin para wisudawan/wisudawati akan tampil sebagai generasi kreatif dan inovatif yang mampu melakukan pemulihan pembangunan dalam semua sektor pasca pandemi.

Keempat, untuk menjadi generasi yang kreatif dan inovatif, kita diuntungkan oleh agama Islam yang kita miliki sebagai agama yang mengajarkan kita agar memberi rahmat bagi seluruh alam (Q.S. al-Anbiya, 21:107), menjadi model dan contoh bagi orang lain (Kuntum Khaira Ummah), (Q.S. Ali Imran, 3:130) dan mengajarkan kita agar membuktikan keimanan dalam bentuk amal shalih dan kepedulian sosial (Q.S. al-Ashr, 103:1-3). Selain itu kita juga memiliki Tuhan, Allah SWT sebagai Tuhan yang memiliki sifat al-khaliq (Maha Kreatif), dan al-Mushawwir (Maha Inovatif). Demikian pula Nabi kita Muhammad SAW, sebagaimana juga Nabi Ibrahim dan lainnya adalah Nabi yang mencontohkan kerja cerdas, kerja keras, kerja ikhlas dan kerja tuntas (Lihat Q.S.al-Baqarah, 2;124-127; al-Ambiya, 21:68-69) (tentang  kesiapan nabi Ibrahim dihukum di atas api yang berkobar), al-An’am 6:74-79 (tentang temuan Nabi Ibrahim mengenai teologi monoteisme), surat Ibrahim 14:35-41 (tentang membangun Ka’bah), Q.S. al-Hajjm 22:26-29 (tentang manasik haji), Q.S. Al-Shafat Q.S.103-109 (tentang Qur‘ban).

Kelima, bahwa dalam era revolusi 4.0 dan kini memasuki era 5.0, kita juga harus menjadi SDM unggul yang ciri-cirinya menurut Sonny Harry B. Harmadi dalam Kompas, 10 September 2019:6 adalah mereka yang memiliki lima ciri: 1)Kemampuan berfikir- intelegensia tingkat tinggi (high order thinking) yang dipengaruhi oleh asupan gizi yang baik secara dalam kandungan dan kualitas pendidikan; 2)Kualitas fisik dan kesehatan, dan tingkat kesakitan dan kematian yang rendah; 3)Kesejahteraan individu, kemampuan bekerja, tingkat pendapatan, dan pemenuhan standar hidup bermutu; 4)Kualitas spiritualitas, kematangan emosi dan perilaku; serta 5)Mengenal dan mengembangkan potensi dirinya  dalam hal kepemimpinan, kewirausahaan, kemampuan mengatasi masalah, motivasi, inovasi, kreatifitas dan kerja sama. (sam/mf)