427 Guru Berpartisipasi dalam Lokakarya Internasional Centre of Excellence
Gedung FITK, BERITA UIN Online-- Lembaga Centre of Excellence UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Kantor Kementerian Agama Tangerang Selatan kembali menggelar lokakarya guru pada Rabu, (30/6/2021).
Ini merupakan kali kedua lokakarya kolaboratif sukses digelar untuk guru dengan narasumber dari dalam dan luar negeri. Kegiatan pertama diikuti 297 guru madrasah dari Tangerang Selatan (Tangsel), sedangkan kegiatan kali ini diikuti 427 guru, pengawas, dan kepala madrasah/sekolah dari seluruh Indonesia.
Lokakarya bertema Teaching and Assessing Critical Thinking Competence: Theories and Practices ini berlangsung selama delapan jam, mulai pukul 7.30 pagi hingga 16.15 sore.
Dekan FITK Dr Sururin MAg dalam sambutannya menjelaskan lokakarya guru di Tangsel ini merupakan program pengembangan dari Centre of Excellence dan FITK UIN Jakarta.
“Program ini banyak dilirik untuk diajak bekerjasama oleh pemerintah daerah dan kantor Kementerian Agama di kabupaten/kota lain,” ujar Sururin.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Rektor UIN Jakarta Prof Dr Hj Amany Lubis MA dan Kepala Seksi Madrasah Kantor Kementerian Agama Dr H Suhardi MAg.
Amany yang didapuk sebagai keynote speech dan membuka acara dalam paparannya menyoroti pentingnya menanamkan pemikiran kritis pada siswa sejak dini.
Sedangkan Suhardi dalam sambutannya berharap agar program ini terus berlanjut dan para guru dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
Pada kesempatan yang sama, Associate Professor Dr Nur Surayyah Madhubala Abdullah dari Universiti Putra Malaysia membuka sesi pertama lokakarya dengan presentasi tentang penilaian dalam pembelajaran.
Pada sesi kedua dilanjutkan dosen FITK UIN Jakarta Maya Defianty Phd yang membahas evaluasi pembelajaran pada konteks Indonesia dalam acara yang dimoderatori Dzikri Rahmat Romadhon MPfis dalam dua sesi ini.
Di sesi ketiga pemaparan materi oleh Profesor Kate Wilson seorang pakar TESOL dari Canberra yang membahas pentingnya berpikir kritis di dalam kelas dan menjelaskan bagaimana mengajarkan berpikir kritis pada pembelajaran Bahasa Inggris.
Pembicara berikutnya adalah Dr Nada Ghamra-oui dari NNG Educational Consultancy, Sydney, Australia yang menawarkan perspektif dan pengamatannya tentang penanaman pemikiran kritis di sebuah sekolah Islam di Australia.
Setelah istirahat selama satu jam, acara dilanjutkan kembali pada pukul 13.00 WIB dengan moderator Rosida Erowati MHum dan pembicara Dr Zulfani MPd. Keduanya merupakan dosen di FITK UIN Jakarta.
Program siang hari difokuskan pada implementasi praktis dalam penilaian dan pengajaran berpikir kritis di kelas.
Dr Zulfiani membahas perlunya menyelaraskan pengajaran dan penilaian. Sesi terakhir yang bertajuk Applying Critical Thinking-based Assessment in Math and Science, Language Learning, and Social Science Classes ini dimoderatori oleh Ratna Faeruz MPd dan menampilkan tiga pembicara yang semuanya mengajar di FITK Jakarta, namun dengan disiplin ilmu yang sangat berbeda.
Dr Tita Khalis Maryati MKom membahas bagaimana berpikir kritis diajarkan di mata pelajaran Matematika dan Sains, kemudian Dr Ratna Sari Dewi mendemonstrasikan bagaimana mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Dan Dr Muhammad Arif menjadi pembicara terakhir yang membahas perlunya berpikir kritis dalam ilmu-ilmu humaniora dan sosial.
Acara ditutup dengan catatan refleksi dan evaluasi dari Direktur Centre of Excellence Maila Dinia Husni Rahiem PhD. Ia mengucapkan terima kasih kepada FITK, Kantor Kementerian Agama Tangerang Selatan, seluruh peserta, dan manajemen Centre of Excellence atas upaya dan kerja kerasnya dalam merancang, berkolaborasi, dan menyelenggarakan kegiatan lokakarya. (mf/MusAm)