Berniaga Ala Sufi
Oleh: Syamsul Yakin Dosen Magister KPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam Nashaihul Ibad terungkap perkataan orang bijak bahwa ibadah sepenuh hati kepada Allah adalah mata pencarian dalam segala bidang usaha.
Artinya ibadah adalah usaha. Ibadah apa saja, baik yang wajib maupun yang sunnah, yang murni (mahdhah) maupun yang ghair mahdhah dihitung sebagai lapangan usaha. Seseorang boleh memilih usaha tertentu untuk dijadikan unggulan.
Orang yang ibadah unggulannya tahajud, akan merasakan nikmatnya bidang usaha ini. Begitu juga orang yang ibadah unggulannya sedekah, silaturahmi, membaca al-Qur'an, tentu menikmati betul bidang masing-masing. Apalagi kalau semua ibadah jadi unggulan. Ibarat toko adalah grosir. Ibarat perusahaan, bergerak dalam berbagai bidang.
Untuk tempat menjajakannya atau tokonya baik online maupun offline adalah khalwat atau bercengkerama secara rahasia kepada Allah tanpa diketahui siapapun. Inilah komoditas yang menarik masyarakat langit, tanpa perlu promosi dan diskon. Seperti zikir dalam khalwat akan mengundang puluhan ribu malaikat.
Belum lagi pahala dan ampunan yang agung bagi orang-orang yang berzikir. Allah deklarasikan, "Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar" (QS. al-Ahzab/33: 35).
Sementara itu, bagi sufi modal pokok berniaga dengan Allah adalah takwa. Takwa dalam konteks ini, menurut Syaikh Nawawi Banten, adalah fondasi ibadah. Maksudnya, takwa dapat menjaga diri dari diberlakukannya siksa baik karena mengerjakan yang dilarang maupun meninggalkan yang diperintahkan.
Dalam berniaga kepada Allah, takwa merupakan laku yang membuat Allah memberi rezeki dan solusi. Allah berfirman, "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya" (QS. al-Thalaq/65: 2-3).
Terakhir, keuntungan berniaga dengan Allah adalah surga. Di sinilah terjadi pelipatgandaan kebaikan. Ini janji Allah, "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak" (QS. al-Baqarah/2: 245).
Dalam ayat lain, Allah memberi informasi secara retoris, "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar" (QS. al-Shaff/61: 10-12).(sam)