Menyembunyikan Kebaikan

Menyembunyikan Kebaikan

Oleh: Syamsul Yakin Dosen Magister KPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam Tanbihul Ghafilin, Abu Laits menulis, "Siapakah orang yang ikhlas itu?" Dijawab, "Orang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikan seperti halnya ia menyembunyikan keburukan".

Nah, lalu apa tanda orang ikhlas? Menurut Abu Laits, dengan mengutip ulama ahli hikmah, tanda orang ikhlas adalah "tidak mau dipuji oleh orang lain". Lebih jauh Dzun Nun al-Mishri berpendapat bahwa orang yang terpilih sebagai orang ikhlas di hadapan Allah ada dalam empat keadaan.

Pertama, ia tidak beristirahat untuk berbuat baik. Kedua, ia memberi yang sedikit yang dimilikinya. Ketiga, ia tidak tergiur dengan kedudukan dunia. Keempat, pujian dan celaan sama saja baginya.

Mudahnya, orang yang tidak mampu menyembunyikan kebaikan adalah riya. Dalam satu hadits yang bersumber dari Ibnu Abbas dan dikutip Abu Laits disebutkan bahwa surga haram buat tiga golongan, yakni bagi orang kikir, munafik, dan riya. Jadi yang harus mampu dilakukan adalah menyembunyikan kebaikan.

Untuk itu, siapa saja harus belajar dari Ali bin Abi Thalib. Menurutnya, orang riya itu memiliki empat ciri. Pertama, malas beramal ketika sendiri. Kedua, rajin beramal ketika beramai-ramai. Ketiga, meningkatkan amalnya bila dipuja. Keempat, mengurangi amalnya bila dicela. Ini semua terjadi karena ketidakmampuan menyembunyikan kebaikan.

Untuk membentengi amal dari riya, Syaikh Syaqiq memberi solusi. Pertama, untuk menghilangkan ujub, seseorang harus meyakini bahwa Allah yang memberi kemampuan beramal. Hilangnya ujub berarti tidak adanya riya. Kedua, untuk menghilangkan hawa nafsu, seseorang harus mendedikasikan ibadahnya semata untuk meraih ridha-Nya. Hilangnya hawa nafsu akan membenamkan riya. Ketiga, agar tidak tamak dan riya segala amal diproyeksikan untuk mendapat pahala dari Allah saja.

Selain dibentengi oleh tiga perkara di atas, sejatinya beramal agar tidak terjatuh pada jurang riya, memiliki empat pilar. Hal ini seperti diungkap oleh Abu Laits. Pertama, beramal harus berilmu. Amal yang tanpa ilmu akan lebih banyak salahnya ketimbang benarnya.

Kedua, menancapkan niat pada saat memulai pekerjaan. Ini akan menyingkirkan riya. Ketiga، sabar yang akan mengarahkan pada sikap tenang dalam berbuat apa saja. Keadaan ini membuat seseorang lebih mudah menyembunyikan kebaikan. Keempat, ikhlas.

Kesimpulannya, orang yang tidak mampu menyembunyikan kebaikan adalah orang yang ketika berada di tempat sunyi terang-terangan berbuat dosa dan berpura-pura alim dan bijaksana ketika berada di tengah orang banyak. Termasuk kategori ini adalah orang yang suka pamer kebaikan di hadapan khalayak, padahal yang dipamerkan tidak ada pada hatinya.(sam)