Lima Tanda Menderita
Oleh: Syamsul Yakin Dosen Magister KPI FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Al-Sya’rani dalam al-Minahus Saniyah mengutip perkataan al-Fudhail yang menyebut tanda menderita itu ada lima. Pertama, keras hati. Kedua, sulit menangis. Ketiga, sedikit rasa malu. Keempat, cinta dunia. Kelima, panjang angan-angan.
Tentang yang pertama, yang dimaksud dengan keras hati adalah tidak memiliki simpati dan empati. Simpati berbeda dengan empati. Umumnya orang yang memiliki rasa simpati senantiasa merasa kasihan terhadap penderitaan orang lain kendati dia tidak pernah merasakannya. Sementara orang yang memiliki rasa empati adalah orang yang paham benar terhadap penderitaan yang dialami seseorang, bahkan ia dapat merasakannya.
Al-Qur’an mengingatkan, “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras” (QS. al-Baqarah/2:74). Dalam ayat lain, “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka Kami melaknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu” (QS. al-Ma’idah/5:13). Lalu ayat, “Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata” (QS. al-Zumar/39: 22).
Ayat-ayat di atas memberi indikasi bahwa hati manusia ada yang keras bagai batu bahkan lebih dari itu. Selain itu, penyebab keras hati adalah karena melanggar janji, baik kepada Allah atau kepada sesama manusia. Orang yang keras hati disebut sebagai orang yang celaka. Penyebabnya, karena enggan mengingat Allah. Tentu kondisi kebatinan orang yang keras hati ini sangat menderita.
Tanda kedua orang yang menderita adalah sulit menangis karena beku hatinya. Padahal Nabi memberi kabar gembira bagi orang yang menangis, “Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang begadang untuk berjaga-jaga (dari serangan musuh) ketika berperang di jalan Allah” (HR. Turmudzi). Artinya, orang yang sulit menangis akan sulit juga masuk surga. Orang ini tentu sangat menderita.
Mengenai tanda yang ketiga, yakni sedikit rasa malu, Nabi mengingatkan, “Sifat malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan” (HR. Bukhari). Artinya, makin banyak rasa malu yang dimiliki seseorang, maka kian banyak kebaikan yang didapatkan. Bahkan sifat malu ini, dimiliki juga oleh Allah. Nabi bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian Yang Maha Malu dan Maha Dermawan, Dia malu kepada hamba-Nya yang menengadahkan tangan kepada-Nya lalu tangan itu kembali turun hampa (tidak dikabulkan doanya)” (HR. Abu Daud).
Tanda keempat orang yang menderita adalah cinta dunia. Dikatakan menderita karena ia memilih dunia ketimbang akhirat yang lebih baik. Allah menegaskan, “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal” (QS. al-A’laa/87: 16-17).
Terkait dengan hal ini, Nabi mewanti-wanti, “Bersegeralah berbuat baik sebelum datang musibah seperti sepotong malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya dengan sedikit keuntungan dunia” (HR. Muslim).
Tanda terakhir orang yang menderita adalah panjang angan-angan. Soal ini Allah mengingatkan, “Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)” (QS. al-Hijr/15: 2-3). Ayat ini menonjok orang yang hanya berangan-angan saja ingin melakukan kebaikan saat di dunia pada saat dirinya sudah menderita di akhirat.(sam)