Empat Yang Harus Dicuci

Empat Yang Harus Dicuci

Oleh: Syamsul Yakin Dosen Magister KPI FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam Nashaihul Ibad, Syaikh Nawawi mengutip perkataan seorang ahli hikmah, “Cucilah empat perkara dengan empat perkara lainnya. Pertama, cucilah wajahmu dengan air matamu. Kedua, cucilah lisanmu dengan berzikir kepada Tuhanmu. Ketiga, cucilah hatimu dengan takut kepada-Nya. Keempat, cucilah dosa-dosamu dengan bertobat kepada Allah”.

Yang dimaksud dengan “cucilah wajahmu dengan air matamu” adalah anjuran menangis. Nabi menuturkan, “Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bermalam (begadang) untuk berjaga-jaga (dari serangan musuh) ketika berperang di jalan Allah” (HR. Turmudzi).

Hadits ini sekaligus memverifikasi frekuensi tertawa dan menangis dimana manusia lebih sering tertawa. Allah pertegas, “Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak” (QS. al-Taubah/9: 82). Selain ayat ini, ayat menangis ditemukan juga dalam al-Najm/53: 43 dan 60, Yusuf/:12: 12, al-Isra/17:109, Maryam/19 :58, al-Maidah/6: 83, dan al-Taubah/9: 92.

Soal anjuran ”Cucilah lisanmu dengan berzikir kepada Tuhanmu” adalah berzikir dengan membaca kalimat thayibah (perkataan yang baik) seperti tahmid, takbir, tasbih, dan istifghar. Nabi informasikan, “Ada dua kalimat yang ringan di lisan tetapi berat dalam timbangan dan dicintai Allah, “Subhanallahu wa bi Hamdihi dan Subhanallahil Adzim” (HR. Bukhari-Muslim).

Sejatinya, inilah yang disebut dengan zikir lisan, yakni dengan cara memuji. Ada lagi zikir mata dengan cara menangis, zikir tangan dengan cara berbagi, zikir telinga dengan mendengarkan kebaikan. Allah wanti-wanti, “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya” (QS. al-Ahzab/33: 42).

Waktu berzikir adalah pagi dan petang, sebagaimana Allah ungkapkan, “Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang” (QS. al-Ahzab/22: 42). Menurut pengarang Tafsir Jalalain, “pagi” dalam ayat ini adalah permulaan siang, sedangkan “petang” dalam ayat ini adalah akhir siang. Inilah cara mencuci lisan, yakni dengan berzikir.

Mengenai anjuran ketiga “Cucilah hatimu dengan takut kepada-Nya” adalah pernyataan simbolik, sebagaimana anjuran pertama dan kedua. Inilah anjuran yang menunjukkan pentingnya takut kepada Allah. Saking pentingnya, Allah hadiahi, “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga” (QS. al-Rahman/55: 46).

Dalam pandangan pengarang Tafsir Jalalain yang dimaksud dengan takut di sini adalah takut manakala seseorang berdiri di hadapan Allah utuk menjalani hisab. Akibatnya di dunia, ia tidak berani berbuat durhaka. Maka pantas kalau kemudian Allah menambah dengan dua surga lainnya, “Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi” (QS. al-Rahman/55: 62).

Secara umum, penghuni surga juga akan dihadihi empat sungai. Allah ungkapkan, “Di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni” (QS. Muhammad/47: 15).

Terakhir soal “Cucilah dosa-dosamu dengan bertobat kepada Allah” adalah dengan tobat nashuha. Bagi Ibnu Abbas, seperti dikutip Syaikh Nawawi dalam Nashaihul Ibad, tobat nashuha itu memiliki empat indikator. Pertama, menyesal sepenuh hati. Kedua, meminta ampun dengan lisan. Ketiga, tak menyisakan (dosa) pada badan. Keempat, berketetapan hati tidak mengulangi.(sam)