Penguatan Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Pendidikan Tinggi : Perspektif Analisis Kebijakan (Part 2)
Oleh Abdul Rozak adalah dosen PIPS FITK UIN Jakarta dan pemerhati pendidikan
Arah dan Orientasi Perkuliahan MKWK
Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Muryanto Amin menyebutkan implementasi MKWK dapat menjadi media pembentukan kerpibadian dan karakter mahasiswa di lingkungan USU. Hal tersebut disampaikan pada Rapat Pembahasan MKWK secara daring, Jumat (9/7/2021). USU sebagai pendidikan tinggi harus dapat mengaplikasikan amanah yang tercantum dalam undang-undang mengenai MKWK. MKWK menunjukkan pentingnya mata kuliah tersebut untuk diajarkan kepada mahasiswa, sebut Rektor USU. Lebih lanjut, ia menegaskan kewajiban menyelenggarakan MKWK tersebut dapat memberikan dampak nyata dalam pembentukan karakter mahasiswa. Proses pembelajaran MKWK selama ini perlu dievaluasi. Kita harus menyusun bagaimana MKWK ini memang berdampak nyata membentuk kepribadian mahasiswa. Sehingga pada hasilnya, mahasiswa memang mendapatkan keilmuan MKWK yang aplikatif, ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda Rektor Unimed (Universitas Negeri Medan) Syamsul Gultom dalam kegiatan Studium General di kampusnya berharap dapat memberikan penguatan komitmen dan menyatukan persepsi semua dosen MKU-MKDK (sekarang MKWK-penulis) dapat menyatukan persepsi dalam melaksanakan perkuliahan MKWK secara efektif dan efisien, dalam menyahuti kebijakan pemerintah untuk melahirkan lulusan perguruan tinggi yang unggul, berdaya saing dan memiliki karakter mulia. Selanjutnya ia menekankan untuk lebih fokus pada arah tujuan utama MKU dan MKDK (sekarang MKWK-penulis), yakni pada pengembangan kepribadian dan etika mahasiswa dalam membentuk jati diri untuk memiliki sikap yang santun dan bermartabat, serta mampu mewujudkan The Character Building University bagi seluruh mahasiswa dan lulusan.
Dalam Stadium General yang bertemakan : Peran MKWK UNIMED dalam Membangun Etika Warga Negera di Era Digital yang dilaksanakan oleh Unit MKU & MKDK Universitas Negeri Medan pada 11 November 2021, Prof. Syawal Gultom, dalam paparannya menegaskan bahwa,pendidikan itu untuk mengembangkan potensi, potensi inilah yang akan dikembangkan lewat jalur pendidikan untuk berkembang menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Akan tetapi pendidikan harus punya medium yaitu iman dan taqwa, akhlak, sehat baik jasmani maupun rohani dan ilmu pengetahuan. Karena dari hati yang sehat pikiran yang tajam dan hati yang bening yang bisa menghasilkan inovasi, semua medium inilah sebagai ranah dominasi MKU. Lebih lanjut Prof. Syawal, mengatakan bahwa kita juga membutuhkan bagaimana kita mendorong MKU (sekarang MKWK-penulis) ini mengubah, mereformasi, melakukan perubahan revolusioner kepada pembelajaran MKU (sekarang MKWK-penulis) ini supaya betul-betul melekat dan tumbuh dalam hati, pikiran dan tindakan para mahasiswa. Belajar itu adalah tools dalam hidup lebih baik. Mari kita belajar ulang lagi tentang MKU (sekarang MKWK-penulis) ini dan kita harus optimalkan dalam pembelajarannya.
Dirjen Pendidikan Tinggi, Prof. Nizam melalui kanal Youtube Dikti menegaskan bahwa dalam penerapannya, kebijakan MKWK dapat memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk belajar melalui berbagai proses kehidupan selaras dengan kepribadian bangsa. Adanya kebijakan MKWK sangat cocok bila dilakukan secara bersamaan dengan penerapan program Merdeka Belajar-Kelas Merdeka. Program MBKM dengan 9 program unggulan yang bisa dan yang sudah dicanangkan yaitu pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah/madrasah, penelitian, membangun desa, studi/proyek mandiri, kewirausahan, proyek kemanusiaan, dan bela negara sangat membantu mahasiswa untuk berproses dan mengasah kemampuan mereka. Melalui 9 program kampus merdeka-merdeka belajar, kebijakan MKWK ini bisa diterapkan dengan baik, sehingga bisa menciptakan mahasiswa dengan sumber daya manusia yang unggul melalui pengalaman yang sangat berharga, jelas Prof. Nizam.
Berdasarkan pandangan pimpinan kampus di atas memberikan penegasan bahwa proses pembelajaran MKWK harus mampu menunjukkan adanya transformasi belajar (learning transformation) pada diri mahasiswa dimana proses pembelajarannya tidak hanya menekankan sisi teoritis-konseptual an sich, melainkan sampai kepada sisi praktik dan metakognisi atau menemukan hikmah dan rasa manfaat dari pembelajaran tersebut.. Karena itu pengembangan materi ajar yang dilakukan dosen MKWK harus menggambarkan struktur dimensi pengetahuan yang utuh dan holistik dalam pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Krathwohl (2010) terkait dengan tingkat berpikr dan dimensi pengetahuan dapat berupa: 1. pengetahuan konseptual; 2. pengetahuan faktual; 3. pengetahuan prosedural; 4. pengetahuan metakognitif. Pengembangan materi ajar MKWK dengan skema yang dikemukakkan Krathwohl tersbut harus diiikuti dengan model, pendekatan, metode dan asesmen yang relevan. Model pembelajaran aktif dengan pendekatan problem based learning, project based learning, case method, team based project dan lainnya dalam pembelajaran MKWK membuat adanya learning transformation (transformasi belajar), adaptive learning (belajar yang adaptif), meaningfull learning (belajar bermakna dan fungsional) dan performance based learning atau outcomes based learning (pembelajaran menunjukkan kinerja atau hasil) sebagai yang dimaksudkan dalam implementasi pendidikan berbasis luaran (outcomes based education). Dengan demikian sebagai contoh dalam perkuliahan Pancasila sebagai salah satu MKWK tersebut harus dapat mengajarkan materi ajar yang sesuai dengan perkembangan zaman, tidak hanya membahas mengenai nilai-nilai Pancasila dalam arti konsep idealitas, namun perlunya langkah menyatukan dengan realitas empirik untuk turut aktif melaksanakan nilai tersebut dan mengkritisi serta memberikan solusi secara cerdas, bertanggung jawab dan elegan terhadap permasalahan nyata yang bertolak belakang dan berbeda dengan spirit dan nilai-nilai Pancasila.
Hal yang sama terkait dengan arah dan orientasi perkuliahan perlu juga dilakukan dalam pembelajaran MKWK lainnya seperti mata kuliah agama, kewarganegaraan dan bahasa Indonesia. Seperti dalam pembelajaran mata kuliah agama yang selama ini bersifat teoritis semata, kedepannya harus diarahkan kepada bentuk pengaplikasian keilmuan agama dan memahami makna nilai-nilai agama dalam kehidupan sosial keberagamaan, kebangsaan dan kenegaraan, seperti pelaksanaan toleransi antar umat beragama secara tepat, proporsional dan berkjeadaban. Selai itu perlu juga bahan ajar kajian agama tematik misalnya, dimana sebuah isu dibahas dan dikaji lalu dikaitkan dengan bidang disiplin keilmuan program studi atau tema-tema keagamaan tertentu. Dalam mata kuliah bahasa Indodnesia tidak berhenti hanya belajar tentang struktur kalimat, gramatikal lainnya dan karya tulis ilmiah berbahasa Indonesia, melainkan harus sampai pada terbentuknya karakter dan jati kebangsaan melalui mata kuliah bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa nasional. Dengan demikian keberadaan dan pentingnya MKWK sebagai instrument strategis dalam membentuk karakter kebangsaan (nation and character building) sebagaimana yang digelorakan Soekarno saat awal kemerdekaan.
Era digital yang di satu sisi memberi dampak positif dan berbagai fasilitas dan kemudahan bagi manusia dalam tatanan kehidupan nasional dan global, namun disisi lain kemajuan IPTEK dengan era digital nya yang salah satunya berimplikasi terhadap kebebasan berpendapat yang tidak bertanggung jawab yang disebut sebagai era post truth. Karena itu tidak jarang, etika warga negara yang tidak bertanggung jawab mendorong terjadinya dan timbulnya berbagai masalah dalam kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan dan kehidupan global diantaranya adalah penyebaran berita palsu dan banalisasi kebohongan yang memicu terjadinya perpecahan dan konflik dalam kehidupan sosial di masyarakat, berbangsa maupun bernegara. Melalui MKWK ini sikap dan tindakan radikal, intoleran, fundamental bahkan terorisme dapat ditangkal dan dicegah oleh diri mahasiswa itu sendiri sebagai benteng internal pertahanan diri dan bentuk bela negara yang dilakukan mahasiswa dalam mencegah paham radikal, transnasional, fundamental, hoaxs, hate speech, pelecehan seksual. Bentuk pertahanan diri dan bela negara secara internal dalam diri mahasiswa sebagai generasi unggul dan harapan bangsa yang dapat dilakukan menjadi sangat efektif karena mahasiawa memiliki cara berpikir positif dan berkembang (positive and growth mindset), ketahan diri, etika kebangsaan yang prima dan fungsional.
Penutup
Seluruh mata kuliah wajib tersebut diberikan agar mahasiswa bisa memiliki sumber daya manusia yang baik tanpa harus meninggalkan budaya dan adab dari bangsa ini. Keempat mata pelajaran tersebut tidak hanya dilihat dari knowledge content saja. Namun bisa diterapkan dan meningkatkan kompetisi yang ada di dalam diri mahasiswa. Kedepannya, mahasiswa bisa menghadapi kemajuan zaman dengan tepat. Dari hasil pembelajaran MKWK tersebut, tak hanya pengetahuan saja yang bisa diserap dan dipahami mahasiswa, namun juga perilaku baik dan santun sebagai warga negara yang beradab dan bertanggungjawab serta adaptif dalam berbagai konteks sosial, sehingga mahasiswa sebagai warga negara muda bisa mengatasinya dengan berpikir kritis konstruktif, progresif, demokratis berkeadaban dan bertangjawab untuk menyelesaikan hal itu. Melalui MKWK mahasiswa diberikan wawasan tentang agama, kebangsaan, dan sosial diharapkan bisa berpikir kritis dan mampu membentuk mahasiswa dengan pikiran yang kritis dan solutif dimana mahasiswa bisa memberikan solusi yang terbaik jika terdapat permasalahan masyarakat dan bangsa. MKWK dan program MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka) bisa secara bersamaan dan sinergis dalam pembelajaran yang berpijak pada standar bermutu, bermakna, berkinerja bisa dipastikan kemampuan dan kapasitas mahasiswa meningkat karena mahasiswa akan belajar banyak melalui program-program tersebut, seperti dalam pengalaman kerja, berkontribusi di masyarakat, dan bela negara. Dengan demikian model dan pendekatan pembelajaran bermakna dalam MKWK dan MBKM akan menghasilkan output yang baik bagi kehidupan mahasiswa dan lulusan di masa depan. (sam)