Pusat Studi Betawi Resmi Diluncurkan
NICT, Berita UIN Online— Pusat Studi Betawi (PSB) UIN Jakarta resmi diluncurkan di Aula Gedung National Information and Communication Technology (NICT), Rabu (30/09). Keberadaannya diharap dapat menjadi pionir dalam menggali dan mengembangkan kekayaan seni budaya masyarakat Betawi. Selain riset dan publikasi akademik, pusat studi diharap menjadi pusat advokasi budaya masyarakat yang sebagian besar tinggal di kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya.
Peluncuran pusat yang diisi dengan sarasehan “Mempererat Ukhuwah Memperkokoh Jati Diri Bangsa Melalui Cinta Budaya†ini menghadirkan beberapa tokoh Betawi yang sekaligus masuk dalam jajaran kepengurusan PSB. Beberapa diantaranya, Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Prof Dr Bahrullah Akbar MBA CMPM, Tokoh Masyarakat Betawi Mayjen (Purnawirawan) H. Nachrowi Ramli SE, Wakil Rektor Bidang Kerjasama UIN Jakarta Prof Dr Murodi MA, Direktur Utama PSB Prof Dr Ahmad Rodoni MM, Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Jakarta Dr Fadhilah Suralaga M.Si, Asisten Daerah III Kota Tangerang Selatan Ir. Nur Slamet.
Para narasumber memaparkan beberapa sisi kehidupan masyarakat Betawi. Mulai dari sejarah, kebudayaan, keagamaan, dan perkembangan dari generasi ke generasi, termasuk keadaan masyarakat atau kebudayaan Betawi saat ini yang diakui oleh para narasumber mulai memprihatinkan. Hal ini akibat pengaruh modernisasi yang sedikit demi sedikit mulai menggerus kebudayaan asli Jakarta (Betawi).
Nur Slamet, misalnya, mengungkapkan kedekatan akar budaya Betawi dengan Islam. Tradisi mempelajari dan melaksanakan ajaran Islam, termasuk mempelajari kebudayaaan setempat. Karena kedekatan ini, masyarakat Betawi dikenal sebagai Orang Selam, maksudnya orang Islam (muslim). “Biasanya pada magrib, anak-anak belajar ngaji dan malemnya belajar beksi (silat khas betawi),†contohnya.
Kedekatan Betawi dengan Islam juga dibenarkan Murodi. Menurut Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam ini, Islam menjadi substansi kehidupan masyarakat Betawi. Dalam kultur Betawi, seseorang yang pernah mengunjungi Haramayn (berhaji) menempati posisi penting dalam masyarakat. Bahkan kedekatan ini, di Betawi muncul sejumlah ulama yang cukup menonjol dalam pengajaran Islam seperti Guru Marzuki, Guru Mughni, Guru Mansur, Guru Majid, Guru Mahmud dan Guru Khalid.
Rektor Prof Dr Dede Rosyada MA dalam sambutan peluncuran PSB ini berharap keberadaannya mampu mengembangkan dan menggali akar kebudayaan Betawi. “Tidak hanya menikmati seni-seninya saja, tetapi bagaimana melalui PSB ini kita bisa mendorong penggalian dan pengembangan kebudayaan Betawi sebagai bagian pemajuan bangsa di masa depan,†ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PSB Prof Dr Ahmad Rodoni MM mengungkapkan, pendirian PSB di lingkungan UIN Jakarta sangat tepat. Selain berada di wilayah yang secara kultur dan geografik masuk dalam wilayah Betawi, pendirian PSB di UIN Jakarta juga didasarkan banyaknya civitas academica yang berlatarbelakang Betawi. “Hampir 90%  dosen UIN Jakarta adalah orang Betawi,†katanya.
Dalam waktu dekat, kata Rodoni, PSB bakal menggelar kegiatan bertemakan budaya Betawi. Selain riset, pelatihan, dan publikasi ilmiah, PSB juga akan melakukan pendampingan dan advokasi pemeliharan budaya ini. (SM/LRF)