Profesor Phillip Buckley Beri Kuliah Umum Fenomenologi dan Produksi Makna dalam Riset Humaniora
Teater Abdul Ghani FAH, BERITA UIN Online — Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Jakarta bekerjasama dengan Pusat Layanan Kerjasama Internasiona (PLKI) LP2M UIN Jakarta menggelar kuliah umum "Phenomenology and Meaning Production in the Humanities" yang berlangsung di teater Abdul Ghani FAH pada Rabu (24/04/2024). Kuliah umum yang dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa FAH UIN Jakarta ini menghadirkan Profesor di Departemen Filsafat Mc Gill University Canada dan ahli fenomenologi, Prof. Phillip Buckley, Ph.D.
Kuliah umum sendiri dibuka langsung Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Kelembagaan UIN Jakarta, Din Wahid, M.A., Ph.D. Dalam sambutannya, Warek Din Wahid menyambut positif pelaksanaan kuliah umum yang menghadirkan pakar dari berbagai universitas dunia. Ia berharap kegiatan ini memperkuat tradisi akademik di lingkungan UIN Jakarta.
Dalam pengantarnya, Dekan FAH UIN Jakarta, Dr. Ade Abdul Hak, M.Hum, CIQnR, juga menyampaikan sambutan hangat dan kebahagiaan sivitas akademi FAH UIN Jakarta. Menurutnya, kehadiran Profesor Phillip Buckley sendiri menjadi pengingat tentang betapa eratnya hubungan antara McGill University Canada dan UIN Jakarta dimana banyak dosen UIN Jakarta menempuh pendidikan master dan doktor di McGill University.
Profesor Phillip Buckley sendiri menyampaikan kuliah umumnya dengan sangat menarik atas tema yang disediakan, yaitu "Phenomenology and Meaning Production in the Humanities". Prof. Buckley menyoroti bahwa produksi makna dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari adanya negosiasi-negosiasi pemaknaan yang jarang disadari.
Prof. Buckley menggarisbawahi pentingnya peran penerjemahan agar dunia saling terhubung melalui interaksi yang terjadi baik melalui manusia, teks, atau hal yang lain. “Terjemahan bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang pemahaman budaya dan konteks,” katanya. Prof. Buckley menekankan bahwa tantangan terbesar adalah mengatasi kompleksitas bahasa dan memastikan pesan tetap utuh.
Prof. Buckley membagikan pengalamannya dalam berinteraksi dengan berbagai budaya di seluruh dunia. Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari yaitu adanya lambang yang berbeda untuk menunjukkan toilet pria dan toilet wanita. Produksi makna tersebut telah disepakati bersama sehingga ‘pembaca’ terjemahan merupakan bagian dari kegiatan penerjemahan.
Contoh lainnya yaitu adanya bentuk patung berbeda-beda di setiap negara namun telah disepakati bersama bahwa patung tersebut merupakan satu tokoh yang sama, “Kita harus belajar dari satu sama lain dan menghargai perbedaan,” tegasnya. Kuliah umum ini juga membuka wawasan tentang lintas budaya dalam produksi makna.
Prof. Buckley menekankan pentingnya terjemahan dalam komunikasi manusia, serta tantangan dan kompleksitas yang terlibat dalam proses tersebut. Produksi makna itu berbicara tentang filosofi konsep yang abstrak sehingga menjadi tantangan tersendiri bagaimana fenomenologi ini digunakan dalam studi humaniora.
Kuliah umum sendiri diikuti dengan serius para mahasiswa. Usai paparan narasumber, sejumlah mahasiswa dan dosen langsung berdiskusi dengan Profesor Phillip Buckley. (Nala Zakina/ZM/Noeni Indah)