Persiapkan Mahasiswa Studi ke Luar Negeri Melalui Program Talent Scouting
Ruang Diorama UIN Jakarta, Berita UIN Online- Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar program talent scouting yang ditujukan untuk mahasiswa semester 4 dan 6. Talent scouting merupakan salah satu program PPB yang dipersiapkan untuk mahasiswa bertalenta dalam bidang bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab. Nantinya, mahasiswa dengan nilai tertinggi dalam program talent scouting akan dipromosikan untuk bergabung dalam MORA Overseas Student Mobility Awards
(MOSMA).
MOSMA merupakan salah satu bentuk program mobilitas fisik yang memberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk kuliah di perguruan tinggi luar negeri selama satu
semester. Di tahun 2023, melalui program MOSMA Kemenag mengirimkan 124 mahasiswa terpilih dari seluruh PTKIN untuk studi ke luar negeri dan UIN Jakarta berhasil mengirimkan 38 mahasiswa untuk ikut serta di dalamnya.
Program talent scouting akan dilakukan selama 2 bulan di gedung Kursus Bahasa, satu bulan pertama 5 sampai 29 Februari mahasiswa akan diberikan pelatihan intensif untuk memperdalam pemahaman dalam berkomunikasi dalam bahasa asing. Di bulan Maret, mahasiswa akan diarahkan dan dibimbing untuk tanggap dalam membuat portofolio dan essay pribadi, serta dilatih untuk bisa fasih menjawab pertanyaan wawancara dalam bahasa
Inggris atau Arab.
“Dengan adanya program talent scouting ini akan sangat menunjang program kampus sendiri, karena UIN Jakarta akan merealisasikan world class university yang sempat tertunda bertahun-tahun,” ungkap Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Din Wahid, M.A., Ph.D., ketika memberikan sambutan di pembukaan program talent scouting pada Selasa (6/1/2024).
Din Wahid menambahkan kerja sama UIN Jakarta dengan perguruan tinggi luar negeri
semakin ditingkatkan karena selain untuk memberikan kesempatan luas bagi mahasiswa, UIN Jakarta juga berencana untuk merealisasikan world class university. Mahasiswa yang berhasil mengikuti program MOSMA akan berhadapan dengan tantangan yang sifatnya global dalam hal komunikasi, adaptasi budaya, hingga perbedaan kurikulum pendidikan yang akan menjadi pengalaman besar bagi mahasiswa dan dapat dipraktikkan kembali di kampus
masing-masing. (Nadia Nur Fadilah/Novia Syifaputri Ramadhan)