PBAK 2025: Mendikdasmen, Prof. Abdul Mu’ti Tekankan Pentingnya Bekal Iman, Ilmu, Al-Qur’an, dan Hadis bagi Mahasiswa

PBAK 2025: Mendikdasmen, Prof. Abdul Mu’ti Tekankan Pentingnya Bekal Iman, Ilmu, Al-Qur’an, dan Hadis bagi Mahasiswa

Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online – Kuliah Umum dalam rangkaian Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghadirkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., Rabu (27/8/2025). Dengan tema “Peran Pemuda dan Mahasiswa dalam Membangun Moderasi Beragama dan Peradaban Berkeadilan,” Prof. Mu’ti mengajak ribuan mahasiswa baru untuk menumbuhkan sikap terbuka, beradaptasi dengan perubahan, sekaligus menjadikan moderasi sebagai pedoman hidup berbangsa.

Dalam paparannya, Prof. Mu’ti menegaskan bahwa mahasiswa adalah generasi penentu arah masa depan bangsa. “Mahasiswa harus menjadi agen moderasi yang menghadirkan kesejukan, bukan justru menambah ketegangan di masyarakat. Orang yang moderat adalah mereka yang bisa beradaptasi dengan orang baru, mampu memahami, mendengar, dan berdialog dengan perbedaan,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa bekal utama mahasiswa dalam membangun moderasi adalah pemahaman yang benar terhadap ajaran Islam. “Kita harus punya pegangan yang kokoh dari Al-Qur’an, hadis, dan juga pengetahuan yang luas. Dengan itu, kalian bisa membangun peradaban yang adil sekaligus tetap berpegang pada nilai spiritual,” ungkapnya.

Lebih jauh, ia mengaitkan nilai moderasi dengan dasar keislaman. Mengutip QS. Al-Mujadilah ayat 11, Prof. Mu’ti menyampaikan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. “Kemuliaan seseorang, bahkan kemuliaan bangsa, ditentukan oleh iman dan ilmunya. Di UIN Jakarta, jika kalian sungguh-sungguh, insya Allah akan menjadi generasi Indonesia yang hebat,” ujarnya.

Pesan Qur’ani tersebut, menurutnya, selaras dengan semangat PBAK 2025 yang menekankan pentingnya membangun peradaban berkeadilan melalui ilmu pengetahuan dan sikap moderat. Mahasiswa, kata Prof. Mu’ti, dituntut untuk tidak hanya menjadi good speaker, tetapi juga good listener. Kemampuan memahami dan menghargai orang lain menjadi bekal utama dalam mewujudkan kehidupan sosial yang damai dan adil.

Menutup materinya, Prof. Mu’ti mengingatkan mahasiswa agar menjaga kesungguhan dalam belajar dan beriman. “Nanti kalian bisa meraih apapun bintang mahasiswa, bintang prestasi. Tapi jangan lupa, yang Maha Kuasa hanya Allah SWT. Karena itu, jadilah generasi yang bersungguh-sungguh, berilmu, beriman, sekaligus membawa moderasi di setiap langkah,” pungkasnya.

(Kareena Auliya J./Zaenal M./Fauziah M./Nazwa Adawiyah S.)

 

Tag :