PBAK 2025: Habib Jafar Ajak Mahasiswa UIN Jakarta Jadi Unggul dalam Berkarya dan Bermanfaat

PBAK 2025: Habib Jafar Ajak Mahasiswa UIN Jakarta Jadi Unggul dalam Berkarya dan Bermanfaat

Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online — Habib Jafar Al-Hadar, alumni Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025. Dalam kesempatan tersebut, ia berbagi kisah perjalanan akademik dan kiprahnya dalam berdakwah hingga mendirikan lembaga sosial kesehatan, pada Rabu (27/08/2025).

Habib menegaskan bahwa prinsip utama yang dibawa dari UIN adalah menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.

“Kadang orang bertanya, kalau kuliah di UIN apalagi jurusan-jurusannya itu jurusan agama itu kerjanya apa? Bagi saya, meskipun tidak selalu jelas arahnya, yang penting adalah bagaimana kita bisa memberi ruang kerja dan manfaat untuk orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya,” ungkap Habib Jafar.

Habib Jafar menempuh pendidikan S1 di jurusan Aqidah Filsafat dan melanjutkan S2 di jurusan Tafsir Al-Qur’an. Setelah menyelesaikan studi, ia memilih jalur dakwah sebagai ruang pengabdiannya. Lebih jauh, ia mendirikan lembaga bernama Rumah Cahaya yang telah berjalan selama empat tahun. Lembaga tersebut bergerak di bidang kesehatan, khususnya kesehatan mental.

“Rumah Cahaya menyediakan layanan konseling mental gratis dengan psikolog dan psikiater profesional, serta melibatkan para dokter yang bekerja untuk kemanusiaan. Semua bisa diakses gratis bagi siapa saja yang membutuhkan,” jelasnya.

Dalam paparannya, Habib Jafar juga menitipkan harapan besar kepada mahasiswa UIN Jakarta. 

“Tentunya sekarang UIN menjadi kampus yang sifatnya global. Namun bagi saya, identitas utama UIN adalah spiritualitas dan toleransi kemanusiaan serta nilai-nilai luhur universal. Karena itu harapan saya, mahasiswa dan mahasiswi UIN bukan hanya unggul secara sains dan teknologi, tapi juga unggul secara iman dan takwa. Bukan hanya urusan ritualitas, tapi spiritualitas, agar nilai itu menjadi ruh dalam perkembangan sains dan teknologi,” pesannya.

Mengenang masa kuliah di UIN Jakarta, Habib Jafar mengaku tidak aktif dalam organisasi mahasiswa, melainkan lebih banyak menyalurkan aktualisasi dirinya melalui dunia tulis-menulis. 

“Saya dulu kuliah pulang-kuliah pulang. Tidak ikut organisasi apapun, tapi menulis setiap hari. Dari menulis saya bisa membiayai kuliah dan kebutuhan hidup sehari-hari,” kenangnya.

Bagi Habib Jafar, menulis bukan hanya sekadar hobi, melainkan sarana untuk menata pikiran, merapikan gagasan, dan menyampaikan pesan secara efektif. 

“Sampai sekarang saya tidak pernah menyampaikan sesuatu yang belum pernah saya tulis. Karena menulis membuat kita berpikir sistematis dan berbicara lebih efektif,” tambahnya.

Melalui kiprah dakwah dan Rumah Cahaya, Habib Jafar menegaskan kembali nilai-nilai keilmuan yang diperoleh di UIN Jakarta. Prinsip kebermanfaatan menjadi landasan utama yang ia pegang dalam berkarya untuk masyarakat luas, lintas latar belakang agama maupun kelompok.

(Nosa Idea L./Zaenal M./ Fauziah M./Nazwa Adawiyah S.)

Tag :