“Nikmati Proses Walau Diiringi Tangis,” Pesan dari Wisudawati Peraih IPK 4,00
“Kerjakan saja, jalani saja, nikmati semua prosesnya. Tidak apa-apa nangis, capek, dan sedih, tetapi kita harus jalan lagi harus lanjut lagi karena tidak mungkin sesuatu itu selesai kalau tidak kita sendiri yang menyelesaikan. Kita yang pilih dan ambil jalan ini maka kita juga yang harus menyelesaikan.”
Prinsip yang ditanam dan telah terikat lama dalam diri Zahra Nur Afifah telah membantunya berproses untuk menjadi versi terbaik dari dirinya. Lulusan Magister Komunikasi Penyiaran Islam ini berhasil memperoleh IPK 4.00 dengan waktu studi 1,5 tahun di UIN Syarif HIdayatullah Jakarta.
Sederet proses dan lika-liku yang tidak mudah menjadi “temannya” selama menempuh pendidikan magister. Namun, hal itu membuahkan hasil manis karena nilai sempurna yang berhasil ia peroleh, tetapi hal itu tentu tidak didapat hanya dengan satu kedipan mata, ada keringat dan air mata yang turut mendampingi perjuangannya.
Kegiatan Selama Kuliah
Tak hanya fokus di perkuliahan, Zahra memanfaatkan waktunya semaksimal mungkin untuk menjadi seorang mahasiswi yang produktif. Wanita yang lahir di Jakarta pada 13 September 1999 ini mengambil side job sebagai asisten dosen untuk mata kuliah Psikologi Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi di Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam selama dua hari dalam seminggu.
Zahra pun tak ragu mencoba peruntungan bidang lain di luar fokus bidang studinya. Ia juga bekerja sebagai social media specialist di beberapa akun instagram sekaligus menjadi pemilik usaha buket bunga.
Bucket.by.zeo adalah usahanya yang telah dirintis selama tiga tahun sejak 2020. Memiliki lebih dari tiga ribu pengikut di instagram, Zahra mengaku bahwa ia sudah mempekerjakan beberapa karyawan di tokonya. Bisnisnya pun semakin berkembang hingga kini, dibuktikan dengan dibukanya secara resmi offline store dengan nama yang sama di Karawang pada 9 Februari 2024.
Membagi Waktu Antara Pekerjaan dan Kuliah
Lulusan Magister Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) ini tidak merasa kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, karena jadwal yang telah disusun secara runtut ia maksimalkan dengan baik. Di hari Senin sampai Rabu, ia fokus pada persiapan materi yang akan diajarkan kepada mahasiswa S1 Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam.
Kuliah ia laksanakan tiap hari Jumat dan Sabtu, jika ada tugas yang diberikan di hari Jumat ia segera menyelesaikan di hari yang sama agar tidak ada tugas menumpuk di kemudian hari. Begitu pun jika tugas yang diberikan di hari Sabtu, ia akan memastikan bahwa tugas tersebut harus selesai sebelum hari Minggu karena di hari Minggu sudah menjadi jadwal tetapnya bekerja mengelola usaha buket.
“Saya menjadi asdos dari matkul Psikologi Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi, jadwal mengajar dua kali dalam seminggu, tiap hari Selasa dan Rabu atau Senin dan Rabu tergantung tiap semester. Kalau pekerjaan lain di weekend saya menjadi social media specialist dari akun instagram yang biasa butuh bantuan. Selain itu, saya punya bisnis yang sudah berjalan tiga tahun nama akunnya bucket.by.zeo di instagram dan di Karawang, di sana sudah ada karyawan dan tim jadi waktu saya kuliah ada yg handle. Kuliah hari Jumat dan Sabtu. Kalau waktu kuliah hari Jumat ada tugas saya akan mengerjakannya langsung dan selesai di Jumat malam lalu Sabtu kuliah lagi sampai jam 9 kemudian lanjut kerja sampai malam, Minggu bekerja lagi sampai jam 4 sore, hari Kamis adalah hari free yang saya habiskan dengan membaca atau memasak,” tuturnya.
Judul Tesis dan Latar Belakang Penelitian Zahra
Zahra cukup perhatian dengan isu keterbelakangan mental yang ada di lingkungan sekitarnya, dapat dilihat dari judul tesis yang ia ambil adalah “Komunikasi Simbolik Anak Berkebutuhan Khusus dalam Interaksi Sosial di Sekolah Alam SAKA Karawang”. Menurutnya, berinteraksi dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memerlukan bahasa komunikasi sendiri karena ABK memiliki hambatan dan tantangan dalam dirinya.
Ia ingin penelitiannya fokus pada bentuk komunikasi seperti apa yang digunakan oleh ABK, supaya interaksi antara ABK dengan guru, siswa non-ABK, atau orang tua dapat efektif sehingga ABK mampu menerima informasi yang mereka terima dengan jelas.
Pesan untuk Mahasiswa Lain
Sebelum resmi menerima gelar magister pada wisuda ke-131 pada 25 Februari 2024, tentunya Zahra pernah menjadi seorang mahasiswa baru atau mahasiswa yang sedang berjuang untuk mendapat gelar sarjana/magister. Pengalaman itu tak luput mengarungi kehidupan Zahra yang menjadikannya seorang lulusan Magister Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan nilai sempurna.
Ia berpesan pada seluruh mahasiswa bahwa jangan takut untuk berproses, jangan menunda tugas, dan jangan menyerah. Tak masalah jika perjuangan diiringi dengan isak tangis, jatuh dan bangun, atau pun kesedihan.
Semua itu akan menjadi kenangan yang akan terus diingat selama menempuh perkuliahan bahwa menjadi mahasiswa dan proses mendapatkan gelar resmi tidaklah mudah. Sesuatu yang telah dimulai dan sudah dipilih harus dipertanggungjawabkan dengan menyelesaikannya sebaik mungkin.
Zahra juga membagikan ceritanya ketika ia mulai mempersiapkan penelitian tesis di semester 3, ia mengundurkan diri sebagai asisten dosen agar dapat fokus pada pengerjaan tesisnya. Sebuah tips yang diberikan Zahra kepada mahasiswa yang sedang memperjuangkan tugas akhir adalah jangan menunda-nunda, jangan ada alasan untuk menunda tugas karena hal terpenting adalah kemauan dari diri sendiri untuk menyelesaikan tugas tepat waktu.
“Kalau ada waktu senggang kapanpun buka saja laptopnya, kalau memang belum tahu mau menulis apa, tidak apa-apa buka saja perhatiin saja judul d,an tujuan kalian mau kemana, kalau sudah kepikiran sesuatu langsung tulis dan jangan tunda-tunda. Nulis bisa di mana saja, bisa dari HP atau buku catatan tidak harus laptop,” pesannya.
(Nadia Nur Fadilah/Noeni Indah Sulistiyani)