Konferensi Internasional Bahas Inovasi Teknologi Hijau dan Ekonomi Sirkular Untuk Masa Depan Berkelanjutan

Konferensi Internasional Bahas Inovasi Teknologi Hijau dan Ekonomi Sirkular Untuk Masa Depan Berkelanjutan

UIN Jakarta, Berita UIN Online- Konferensi Internasional tentang Sains Interdisipliner Inovatif untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan telah menggelar sesi keduanya pada Kamis (12/9) siang di Jakarta. Sesi yang bertajuk "Teknologi Hijau dan Ekonomi Sirkular untuk Masa Depan Berkelanjutan" ini menghadirkan dua pembicara utama dari luar negeri, menarik perhatian para akademisi, praktisi industri, dan pemangku kebijakan.

Profesor Madya Ritesh Chugh dari Universitas Central Queensland, Australia, membuka sesi dengan pemaparan mendalam mengenai isu greenwashing dalam industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Chugh menyoroti praktik-praktik perusahaan TIK yang kerap kali melebih-lebihkan upaya keberlanjutan mereka.

"Greenwashing telah menjadi fenomena yang meluas di industri TIK. Banyak perusahaan yang membesar-besarkan upaya keberlanjutan mereka, namun sebenarnya masih kekurangan akuntabilitas yang jelas," ungkap Chugh. Ia menambahkan, "Terdapat kesenjangan signifikan dalam pengelolaan limbah elektronik dan inisiatif pengurangan karbon yang perlu segera diatasi."

Chugh menekankan pentingnya pelaporan keberlanjutan yang akurat dan transparan. "Tanpa transparansi dan akurasi dalam pelaporan, kita tidak akan bisa mencapai kemajuan yang berarti menuju praktik TIK yang lebih ramah lingkungan," tegasnya. Namun, ia juga mengakui keterbatasan penelitiannya yang terutama berfokus pada perusahaan TIK besar dan mungkin belum sepenuhnya menangkap praktik-praktik bisnis TIK yang lebih kecil atau baru muncul.

Sesi dilanjutkan oleh Prof. Ayesha Farooq dari Universitas Muslim Aligarh, India, yang memaparkan perkembangan sektor non-migas di kawasan Teluk. Dalam presentasinya, Farooq menyoroti dinamika perubahan ekonomi yang terjadi di negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC).

"Boom energi terbarukan saat ini seolah mengembalikan posisi kepemimpinan yang sempat hilang dari negara-negara GCC pasca era 1990-an," ungkap Farooq. Ia menambahkan, "Energi berkelanjutan menjadi salah satu ceruk di mana negara-negara Teluk dapat mencapai keunggulan kompetitif nyata, berdasarkan rasionalitas konservasi energi lokal dan pemanfaatan posisi geo-ekonomi mereka."

Farooq juga memaparkan variasi upaya diversifikasi ekonomi di antara negara-negara GCC. "Arab Saudi, misalnya, mulai mengembangkan industri pertambangan dan petrokimia. Namun, kita perlu mencermati dampak signifikan dari industri-industri ini terhadap energi dan lingkungan," jelasnya. Ia kemudian membandingkan dengan Uni Emirat Arab yang dinilai lebih sukses dalam diversifikasi, dengan Dubai sebagai model pengembangan ekonomi non-migas.

"Dubai berhasil menghasilkan sebagian besar pendapatan negaranya melalui sektor pariwisata dan populasi imigran yang besar. Ini menunjukkan bahwa diversifikasi ekonomi yang tepat dapat mengurangi ketergantungan pada minyak sekaligus mendorong pertumbuhan berkelanjutan," tambah Farooq.

Acara yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai latar belakang ini juga mencakup sesi tanya jawab yang hidup. Para peserta antusias mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait implementasi teknologi hijau dan ekonomi sirkular di negara masing-masing.

Dengan berakhirnya sesi kedua ini, peserta konferensi semakin memahami pentingnya integrasi teknologi hijau dan prinsip ekonomi sirkular dalam upaya menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Para pembicara berharap diskusi ini dapat menginspirasi tindakan nyata dan inovasi lebih lanjut di berbagai sektor untuk menghadapi tantangan lingkungan dan ekonomi global.

Konferensi yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB ini diselenggarakan oleh Pusat Kerja Sama Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama sejumlah mitra. Dan mari simak selengkapnya pada live streaming zoom pada link berikut; 

https://www.youtube.com/live/AO1LYPieRjg?si=CfcswP9TbZIposnd

(Rizkiyah Gustiana/Fauziah M./Raihan Lail Ramadhan)

 

Tag :