Dorong Internasionalisasi, UIN Jakarta Datangkan 11 Adjunct Profesor Luar Negeri
Rektorat, Berita UIN Online -- UIN Jakarta resmi menetapkan 11 International Adjunct Professor (IAP) untuk mendukung akselerasi internasionalisasi kampus, penguatan kolaborasi riset, dan peningkatan publikasi bereputasi pada tahun akademik 2025/2026. Penetapan ini dituangkan dalam Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 840 Tahun 2025 dengan masa penugasan 1 Oktober 2025–1 Oktober 2026.
“Program Adjunct Professor merupakan strategi penting UIN Jakarta untuk memperkuat reputasi akademik global melalui jejaring pakar lintas negara, riset bersama, dan transfer keilmuan di kelas,” ujar Rektor UIN Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. Ia menegaskan bahwa kolaborasi internasional akan berjalan secara terukur di fakultas dan sekolah pascasarjana sesuai fokus keilmuan masing-masing.
Berdasarkan keputusan rektor, sebelas profesor yang ditetapkan beserta institusinya adalah: Prof. Hadi Susanto (Khalifa University, UEA); Prof. Dr. Ahmad Sunawari Long (Universiti Kebangsaan Malaysia/UKM, Malaysia); Assoc. Prof. Dr. Wannee Deoisres (Rambhai Barni Rajabhat University, Thailand); Prof. Gerald Lee L. See, Ph.D. (University of San Carlos, Filipina); Assoc. Prof. Dr. Zuwati Binti Hasim (Universiti Malaya, Malaysia); Assoc. Prof. Dr. Mohd Zaidi Bin Daud (Universiti Malaya, Malaysia); Assoc. Prof. Dr. Abdelghani Yahyaoui (Abdelmalek Essaadi University, Maroko); Assoc. Prof. Hakimah Mohammad Sallehuddin (Universiti Putra Malaysia, Malaysia); Prof. Katajun Amirpur (University of Cologne, Jerman); Assoc. Prof. Dr. Nikita Kuklin (MGIMO University, Rusia); dan Prof. Dr. Lysann Zander (Leibniz Universität Hannover, Jerman).
Sebelumnya, tim seleksi IAP telah melakukan pleno penetapan pada 1 Oktober 2025 dengan melibatkan pimpinan unit terkait. Pleno tersebut mengesahkan sebelas nama di atas sebagai penerima penugasan IAP UIN Jakarta tahun anggaran 2025.
“Seleksi dilakukan melalui penjaringan usulan dari unit, verifikasi rekam jejak akademik, serta kesesuaian dengan agenda riset dan pengajaran lintas fakultas. Kita menargetkan output konkret berupa publikasi bersama, bimbingan tugas akhir, dan jejaring pendanaan riset” jelas Prof. Arif Zamhari, M.Ag., Ph.D., Kepala Center for International Cooperation (PLKI).
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Prof. Amelia Fauzia, Ph.D., menambahkan bahwa program IAP menjadi wahana penguatan ekosistem riset yang berdampak. “Dengan hadirnya profesor mitra, kita ingin kelas menjadi lebih kaya perspektif, laboratorium riset lebih terbuka pada kerja sama internasional, dan publikasi bergerak pada jurnal bereputasi,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, LP2M juga menyiapkan paket kegiatan seperti kuliah tamu, workshop metodologi, klinik penulisan, hingga riset kolaboratif lintas negara.
Menurut dokumen pelaksanaan IAP, program ini ditujukan untuk memperkuat kolaborasi akademik internasional, transfer pengetahuan dan inovasi, serta peningkatan kuantitas dan kualitas publikasi bersama. Rangkaian kegiatan dirancang melalui kuliah tamu, workshop, dan pertemuan riset, yang menyasar dosen serta mahasiswa.
Sejumlah aktivitas telah berlangsung dan menjadi contoh platform kolaborasi. Prof. Dr. Lysann Zander (Leibniz Universität Hannover) berpartisipasi dalam workshop dan seminar yang mengangkat tema resiliensi, motivasi belajar, hingga strategi pencapaian SDGs di lingkungan universitas. Kegiatan ini mempertemukan pakar lintas negara dan mendorong munculnya agenda riset bersama yang relevan dengan kebutuhan kampus.
Di bidang penguatan kapasitas riset kolaboratif, Assoc. Prof. Dr. Zuwati Binti Hasim (Universiti Malaya) memfasilitasi sharing session “Structuring Collaborative Research” yang membahas perancangan penelitian lintas institusi, pembagian peran tim, etika komunikasi akademik, serta strategi publikasi internasional. Kegiatan ini diikuti para dosen dan mendorong rencana tindak lanjut kerja sama riset serta publikasi bersama.
Rektor menegaskan, seluruh aktivitas IAP akan diintegrasikan dengan target kinerja universitas dan mendukung capaian indikator World Class University, termasuk peningkatan sitasi dan kolaborasi internasional.
“Dengan mandat satu tahun, setiap Adjunct Professor akan terlibat langsung dalam kegiatan akademik, dari kuliah tamu sampai pematangan proposal riset dan publikasi bersama. Targetnya jelas: terjadi transfer keahlian, naiknya kapasitas dosen dan mahasiswa, serta penguatan reputasi internasional UIN Jakarta,” kata Prof. Asep.
Prof. Arif Zamhari menambahkan, PLKI menyiapkan skema pendampingan agar kolaborasi berjalan efektif. “Kami menghubungkan profesor mitra dengan prodi atau pusat riset yang relevan, menyusun kalender kegiatan, dan memonitor luaran agar tepat sasaran,” ucapnya.
Sementara itu, Prof. Amelia Fauzia menegaskan pentingnya keberlanjutan. “LP2M memastikan setiap agenda IAP terikat pada peta jalan riset institusi dan berlanjut pada proyek multi-tahun, bukan sekadar event tunggal,” tuturnya.
