Dies Natalis ke-34, FDIKOM UIN Jakarta Gelar Festival Dakwah dan Talkshow Bersama Alumni Penerima LPDP

Dies Natalis ke-34, FDIKOM UIN Jakarta Gelar Festival Dakwah dan Talkshow Bersama Alumni Penerima LPDP

Teater Prof Aqib Suminto FDIKOM UIN Jakarta, Berita UIN Online - Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar talkshow alumni penerima beasiswa LPDP sebagai bagian dari rangkaian Festival Dakwah dan Dies Natalis Fakultas. Acara yang berlangsung di Teater Prof. Aqib Suminto ini pada Kamis, 5 September 2024. Diawali dengan pembacaan doa oleh Zakaria, M.A., dan menghadirkan dua pembicara utama, Shulhan Rumaru, M.A. dan Abraham Soyem, M.T.A.

Dekan FDIKOM, Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya proses dalam meraih kesuksesan. "Mungkin saat kuliah, para narasumber tidak pernah membayangkan bisa melanjutkan studi ke luar negeri. Ini bukan soal timeline, tapi kebersamaan yang menciptakan relasi, rezeki, dan hal-hal baik lainnya," ujarnya.

Moderator acara, Dewi Laras Lestari, S.Sos., menjelaskan bahwa beasiswa LPDP bukan hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga pengalaman berharga lainnya. Ia kemudian memperkenalkan kedua narasumber yang mana salah satunya merupakan alumni FDIKOM dan penerima beasiswa LPDP.

Narasumber Pertama, Shulhan Rumaru, M.A., berbagi kisah perjalanannya dari seorang anak pulau hingga kuliah di Jawa dan akhirnya mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Ia menekankan tiga aspek penting dalam meraih cita-cita: mental juang, kawan juang, dan mentor juang.

Dalam penjelasannya tentang mental juang, Rumaru mengutip pemikiran Leonardo da Vinci, "Apa yang kita khayalkan itu berpotensi menjadi sebuah kenyataan." Ia juga merujuk pada Daniel Goleman yang menyatakan, "Bercita-cita itu seperti neurologi cita. Karena itu berpotensi untuk didengar alam dan dibantu untuk sampai ke kamu kembali di kemudian hari."

Rumaru menekankan pentingnya kegigihan dalam menghadapi kegagalan. "Dalam meraih cita-cita, fase kegagalan itu harus tetap diusahakan untuk lanjut berjuang," ujarnya. Ia menutup penjelasannya dengan semboyan Latin, "Dum spiro, spero - selagi saya hidup, saya masih bisa berharap."

Mengenai kawan juang, Rumaru menekankan pentingnya berbagi skema mimpi untuk meningkatkan probabilitas keberhasilan. "Banyak orang ingin sukses, tapi yang bertahan dalam prosesnya hanya sedikit," katanya, menambahkan bahwa kesuksesan adalah usaha kolektif.

Terakhir, Rumaru berbicara tentang peran mentor juang sebagai pengarah, pengingat, dan penolong dalam perjalanan meraih cita-cita. Ia berbagi pengalaman pribadinya, "Saat saya benar-benar tidak terarah dengan apa yang saya jalani, Prof. Gun merekomendasikan saya untuk mengambil beasiswa di AS."

Sementara itu narasumber berikutnya, Abraham Soyem, M.T.A., menekankan bahwa keberhasilan menjadi penerima LPDP tidak terlepas dari pengabdian yang telah dilakukan jauh sebelumnya. "Kita bisa menjadi penerima LPDP karena memang banyak pengabdian yang sudah kita lakukan jauh-jauh sebelumnya," tuturnya.

Sesi tanya jawab berlangsung dinamis, dengan kedua narasumber mengapresiasi antusiasme peserta. Mereka melihat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebagai cerminan keresahan yang berpotensi menjadi pemicu pengembangan masyarakat dan perbaikan kondisi yang ada.

Acara ditutup dengan sesi dokumentasi bersama. Talkshow ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa FDIKOM untuk berani bermimpi dan berjuang meraih pendidikan hingga ke jenjang internasional.

Foto Dokumentasi:

dn fdikom 1

dn fdikom 2

(Rizkiyah Gustiana Najlullah/Fauziah M./Syarifah Nur Kholidah/Foto: Aryo Dwi Penangsang, Hermanudin)