BLT Hanya Meninabobokan Rakyat
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto menilai, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan pemerintah pada rakyat miskin sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sangat berbahaya dan hanya bisa meninabobokan rakyat. BLT juga hanya memberi hiburan sekejap. Selanjutnya, rakyat kembali menderita, kelaparan, dan kehausan.
“BLT adalah bantuan langsung tewas. Apa uang Rp 100 ribu itu cukup untuk sebulan? Itu hanya pembodohan pemerintah pada rakyat saja,†kata Prabowo dalam Stadium General bertema “Rekonsiliasi Menuju Indonesia Sejahtera†yang digelar BEM UIN Jakarta di Aula madya, Kamis (12/6).
Menurut Prabowo, Indonesia sebenarnya memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Namun, anehnya, rakyat Indonesia tetap miskin dan bahkan sampai ada yang bunuh diri gara-gara kelaparan. “Lantas, ke mana sumberdaya alamnya yang melimpah itu?,†tanya mantan Danjen Kopassus ini.
Indonesia adalah negara agraris yang seharusnya tidak ada cerita rakyatnya kelaparan, apalagi sampai diberi BLT. Pemerintah, menurut Prabowo, seharusnya mengembalikan sektor pertanian menjadi negara swasembada pangan.
â€Tapi sekarang sungguh ironis. Jagung saja harus diimpor hingga mencapai dua juta ton per tahun, garam dua juta ton per tahun, gandum lima juta ton per tahun, dan gaplek diimpor 0,9 juta ton per tahun,†ujarnya seraya menambahkan bahwa selama kekuasaan diserahkan kepada mekanisme pasar, sumberdaya alam diprivatisasi, pertanian diabaikan, Indonesia akan tetap menjadi negara miskin meski BLT dibagi-bagikan setiap tahun.