AICIS+ 2025 Teguhkan Peran Indonesia dalam Internasionalisasi Pendidikan Islam dan Transformasi Keilmuan Global

AICIS+ 2025 Teguhkan Peran Indonesia dalam Internasionalisasi Pendidikan Islam dan Transformasi Keilmuan Global

Berita UIN Online — Kementerian Agama RI menyelenggarakan Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) 2025 di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, pada 29–31 Oktober 2025. Konferensi internasional ke-24 ini diikuti ilmuwan dari 31 negara dan menjadi ruang strategis untuk memperkuat kontribusi pendidikan Islam Indonesia dalam percaturan akademik global.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyampaikan bahwa penyelenggaraan AICIS+ menunjukkan posisi Indonesia sebagai pusat rujukan keilmuan Islam modern yang inklusif dan toleran. “AICIS menjadi kesempatan bagi ilmuwan Indonesia untuk memperkenalkan gagasan dan penelitian ke tingkat internasional sekaligus memperkuat citra Indonesia sebagai negara plural dan menjunjung tinggi toleransi,” ujarnya.

Forum ini menghadirkan tema besar keterkaitan Islam dengan isu-isu kontemporer seperti transformasi teknologi, ekologi, hukum Islam, kesetaraan sosial, ekonomi berkelanjutan, kesehatan publik, hingga resolusi krisis kemanusiaan global. Subtema tersebut mencerminkan peran Islam dalam menjawab tantangan zaman dan mendorong kemajuan peradaban.

Di sela rangkaian AICIS+, digelar Forum Rektor PTKIN yang menegaskan komitmen internasionalisasi perguruan tinggi keagamaan Islam. Salah satu capaian yang diapresiasi adalah keberhasilan UIII menjalankan program dual degree dengan SOAS University of London dan University of Edinburgh yang telah meluluskan 14 mahasiswa pertama melalui dukungan Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB). UIII juga memperluas kolaborasi akademik dengan Deakin University, Australia.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron, menyebut program tersebut sebagai lompatan penting. “Ini bukan sekadar pengiriman mahasiswa ke luar negeri, tetapi investasi untuk melahirkan sarjana muslim berdaya saing global, unggul dalam riset, dan mampu berdialog dengan dunia,” tegasnya.

Sejumlah akademisi internasional turut menyampaikan pemikiran tentang masa depan peradaban, termasuk gerakan ekofeminisme Islam di Aceh, etika kecerdasan buatan dan teknologi berbasis maqāṣid al-syarī‘ah, hingga penguatan tradisi toleransi dan literasi digital dalam studi Islam modern. Pandangan tersebut menegaskan kontribusi Islam dalam mewujudkan keadilan ekologis, tanggung jawab teknologi, dan perdamaian global.

Melalui AICIS+ 2025, Kemenag menegaskan visi menjadikan PTKIN bukan hanya pusat studi keagamaan, tetapi juga pusat riset, inovasi, dan pemikiran Islam berkelas dunia menuju Indonesia Emas 2045.

(Meisa Aqilah N.H./ Fauziah M./ Zaenal M./ Nabila Azzahra S./ Foto: Aqilah Qurratulaini)

Tag :