Rektor: Umat Wajib Kuasai Tiga Bidang Ilmu

Rektor: Umat Wajib Kuasai Tiga Bidang Ilmu

DSC_0245Auditorium Utama, BERITA UIN Online— Umat Islam harus memperkuat penguasaannya di tiga bidang utama ilmu pengetahuan. Penguasaan menjadi modal utama umat Islam dalam mengejar ketertinggalannya dari umat dari peradaban lain sekaligus mengukuhkan klaim teologis sebagai umat terbaik (khoyru ummah).

Demikian disampaikan Rektor Prof Dr Dede Rosyada MA saat membuka Seminar Internasional Fakultas Dirasat Islamiyah dan Ikatan Alumni Universitas Al-Azhar Cabang Indonesia, Selasa (01/09). “Untuk menjadi umat terbaik, kita (umat Islam) harus memperkuat pembacaan dan pembelajaran berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk menciptakan kehidupan yang lebih maju,” ujarnya.

Ketiga bidang ilmu pengetahuan yang wajib dikuasai yakni kelompok ‘ulum al-wahy atau ‘ulum al-diniyah wa syar’iyah, ma’arif al-kawn atau ‘ulum al-bahthah (pure science), dan ma’arif al-insaniyah. Kelompok pertama penting dikuasai sebagai bekal praktik keislaman yang sesuai tuntunan al-Quran dan hadits.

Kelompok kedua, penting dikuasai karena kelompok keilmuan ini membekali manusia dengan berbagai pengetahuan murni yang bisa dikembangkan untuk menciptakan sains dan teknologi bagi kemajuan peradaban dan kehidupan umat. Sedang kelompok ketiga, wajib dikuasai agar manusia memperhatikan aspek kemanusiaannya.

“Tidak ada keraguan lagi, wajib bagi kita menguasai ketiga bidang ilmu ini sehingga bisa menjadi umat terbaik, kini dan mendatang,” ungkapnya.

Ditambahkan rektor, umat Islam terjebak dalam klaim sebagai umat terbaik berdasar perspektif teologis (keimanan). Sementara di saat yang sama, umat Islam hingga kini relatif masih tertinggal dalam penguasaan ekonomi, sains dan teknologi, dan kesehatan. “Dengan kondisi ketertinggalan demikian, apakah kita masih pantas menyebut diri sebagai umat terbaik!?” katanya.

Sesuai mandat yang diberikan pemerintah dan kepercayaan yang disampaikan masyarakat, ungkap rektor, UIN Jakarta kini terus berikhtiar keras memajukan penguasaan bidang ilmu pengetahuan yang dibutuhkan umat. Kendati begitu, UIN Jakarta di saat yang sama bekerja keras mendorong pengembangan kajian keislaman. Dengan begitu, para mahasiswa-sarjana yang dicetak UIN merupakan profesional yang ahli di bidangnya namun tetap bersikap-perilaku santri. (ZM)